Salah Pilih Konstruksi Jalan, Picu Kerusakan Parah

compactor Salah Pilih Konstruksi Jalan, Picu Kerusakan Parah

Buruknya konstruksi jalan menjadi salah satu penyebab terjadinya kerusakan parah pada ruas-ruas jalan. Kondisi jalan yang rusak tentu membuat pengguna jalan menjadi tidak nyaman. Bahkan kerusakan jalan bisa menimbulkan kecelakaan dan kemacetan yang parah. Keadaan semakin memburuk saat musim penghujan tiba. Konstruksi yang baik dan tepat menjadi solusi untuk mencegah dan mengatasi kerusakan jalan. Sebab konstruksi yang baik dan tepat akan menjadi dasar yang kuat bagi sebuah bangunan. Nah, berikut ini 3 pilihan konstruksi untuk jalan.

  1. Konstruksi Jalan Paving Block

Konstruksi jalan dengan memakai paving block hanya direkomendasikan untuk jalan-jalan di daerah pemukiman saja. Misalnya saja di area perumahan dan jalan-jalan taman. Jalan seperti ini tidak disarankan untuk digunakan sebagai jalan utama. Sebab jalan paving block tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan beban kendaraan-kendaraan berat.

Paving block pada umumnya dibuat dari campuran semen dan pasir yang bisa ditambahkan dengan material lainnya. Paving block tersedia dalam berbagai bentuk yang artistik serta warna-warna yang menarik.

Proses pembangunan jalan paving block ini terbilang sederhana karena tidak membutuhkan alat-alat berat dan untuk meratakannya hanya membutuhkan stamper kodok atau compactor. Celah antara paving block membuat genangan air dengan cepat bisa meresap sehingga tidak menimbulkan genangan. Kualitas jalan paving block terbilang cukup baik, tahan terhadap tumpahan bahan pelumas, tahan terhadap beban statis, dan tahan terhadap panas mesin kendaraan.

  1. Konstruksi Jalan Aspal

Konstruksi jalan yang satu ini sangat mudah ditemukan di Indonesia. Ada begitu banyak jalan yang menggunakan konstruksi ini. Konstruksi jalan aspal adalah konstruksi jalan yang memakai aspal panas sebagai bahan pengikat.

Jalan aspal menjadi pilihan karena permukaan jalan lebih halus dan tidak bergelombang sehingga memberi kenyamanan bagi para penggunanya. Warna jalan yang gelap turut menyumbangkan rasa nyaman para pemakai jalan. Perawatan jalan aspal juga terbilang mudah. Jika terdapat lubang, maka cukup dilakukan penggalian dan penambalan pada area yang rusak tersebut.

Tetapi jalan aspal ini bukanlah konstruksi jalan yang sempurna. Konstruksi ini memiliki kelemahan yakni tidak tahan terhadap genangan air. Karena itu pembangunan jalan aspal harus disertai pula dengan sistem drainase yang baik. Jika tidak, genangan-genangan air akan memicu terjadinya lubang-lubang di jalan aspal.

Selain itu jika struktur tanah tidak bagus, maka harus dilakukan perbaikan dan pemadatan struktur tanah terlebih dahulu sehingga siap digunakan untuk konstruksi jalan beraspal. Dengan menyiapkan sistem drainase dan struktur tanah yang baik, maka akan diperoleh jalan aspal yang kuat dan tahan lama.

  1. Konstruksi Jalan Beton

Konstruksi jalan beton menjadi pilihan yang tepat untuk konstruksi jalan-jalan utama terutama jalan-jalan yang sering dilalui kendaraan-kendaraan berat. Jalan dengan konstruksi beton ini umumnya memiliki ketebalan minimal 20 cm. Konstruksi jalan ini mempunyai sejumlah keunggulan yakni tahan terhadap genangan air hingga banjir, cocok digunakan pada struktur tanah dasar yang buruk, dan biaya perawatannya lebih ekonomis jika dibandingkan dengan konstruksi jalan aspal.

Keunggulan jalan beton ini sepadan dengan kerumitan pada proses pengerjaannya. Tingkat kesulitan pembuatan jalan beton ini memang cukup tinggi jika dibandingkan dengan proses pembuatan jalan aspal. Pada proses pembuatannya diperlukan perhitungan yang tepat mengenai kapasitas berat kendaraan yang akan melalui jalan beton. Jika kendaraan yang lalu lalang pada jalan beton merupakan kendaraan dengan bobot besar, maka biaya pembuatan konstruksi pun menjadi lebih mahal. Hal ini dikarenakan konstruksi yang harus dibuat menyesuaikan dengan beban kendaraan.

Selain itu, konstruksi jalan beton harus dibuat dengan memperhatikan kehalusan permukaan jalan dan gelombang jalan. Kehalusan dan gelombang pada jalan beton sangat dipengaruhi oleh keberhasilan proses pengecoran. Pengecoran beton ini pula yang membuat jalan beton berkesan gersang dan keras jika dibandingkan dengan jalan aspal.

Proses pembuatan jalan beton ini juga melibatkan banyak alat berat, seperti bull dozer untuk mempercepat proses perataan permukaan tanah dan mesin roller untuk memadatkan tanah. Setelah lahan untuk jalan beton siap, barulah dilanjutkan dengan pemasangan bekisting dan pemasangan tulangan besi. Jika pemasangan bekisting dan tulangan besi sudah benar-benar sempurna, proses konstruksi jalan diteruskan dengan pengecoran beton. Saat cor beton masih hampir kering, dilakukan perataan permukaan jalan beton.

Sampai pada tahapan ini jalan beton masih belum siap untuk digunakan. Direkomendasikan jalan beton sebaiknya dibiarkan selama paling tidak 28 hari sesudah pengecoran. Setelah waktu tersebut, barulah jalan beton siap untuk digunakan.

Nah, itulah 3 pilihan konstruksi jalan dengan kelebihan dan kekurangannya. Dengan mengenali ketiga pilihan ini selanjutnya bisa ditentukan konstruksi yang nantinya hendak digunakan. Kesalahan dalam pemilihan konstruksi bisa memicu terjadinya kerusakan yang parah. Akibatnya tak hanya merugikan pengguna jalan saja tetapi biaya pembangunan jalan pun menjadi membengkak untuk perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan.

Scroll to Top