Septic Tank Bio dan Solusi Limbah Toilet Kotor

Septic Tank Bio dan Solusi Limbah Toilet Kotor

Septic tank menjadi hal yang paling dibutuhkan untuk sanitasi rumah. Bahkan secantik apa pun tempat tinggal seseorang, jika pembuangan kotorannya tidak sesuai dengan standar, pastinya akan memiliki dampak buruk. Apalagi diketahui semakin tahun, pemukiman saat ini semakin padat. Ini juga berarti pemasangan septic tank pun kini harus mengikuti syarat, misalnya saja letak tangki dan sumur resapan yang harus jauh dari air tanah atau sumber air yang dikonsumsi.

Selain itu, bau, pencemaran air, dan bahkan terjadinya ledakan telah menjadi hal yang biasa ditemui. Sering kali penyebab masalah yang ditemukan ternyata bersumber pada septic tank yang tertanam di belakang rumah. Bahkan setelah diperbaiki, kejadian ini mungkin akan berulang, sehingga alternatif lainnya pun dibutuhkan. Salah satu pilihannya adalah septic tank bio. Dengan tawaran aman dan ramah lingkungan, siapa yang bisa menolak?

Tapi, seperti apa itu Septic Tank Bio?

Secara garis besar, septic tank bio berkutat pada pengolahan kotoran yang merupakan salah satu limbah rumah tangga. Tangki ini hadir sebagai perkembangan teknologi dari septic tank konvensional yang kadang dikhawatirkan tidak mengacu pada standar dan syarat pemasangannya.

Fungsi utamanya tetap sama yaitu menjadi tempat penyimpanan limbah toilet. Inovasi yang dimilikinya adalah sebuah proses penyaringan yang juga disebut sebagai sistem biofilter.

Tentu saja, sudah diketahui bahwa sesuatu yang disaring atau fakta adanya filter, berarti diharapkan hasilnya lebih bersih. Suatu hasil yang nantinya akan terserap kembali pada tanah dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, pengguna bio septic tank bisa menghindari bau yang sangat menyengat dengan kemungkinan besar mempengaruhi air yang kita minum.

Lalu, apa bedanya septic tank konvensional dan septic biofilter?

Pertanyaannya adalah apakah semua orang harus berpindah dari septic tank konvensional ke septic tank biotech dengan sistem biofilter? Maka dari itu, mari simak dulu perbedaan dari dua cara pengolahan kotoran ini.

Pertama, perbedaan keduanya terlihat dari desain septic tank. Jenis bahan yang membentuk keduanya bermacam-macam. Kebanyakan tangki konvensional disusun oleh bata atau beton, seperti yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini. Bahkan jika melihat pembangunannya yang membutuhkan perencanaan yang matang dan lama, jenis konvensional masih banyak diminati.

Septic tank konvensional pun harus menyesuaikan dengan standar SNI yang mengharuskan bahannya kuat, agar air tidak merembes keluar. Sementara itu, saat ini kebanyakan dari septic tank biotech atau biofilter menggunakan fiberglass yang dinilai lebih kokoh sehingga tidak akan bocor. Bahan ini juga jelas akan terhindar dari kerusakan, misalnya saja korosi.

Kedua jenis septic tank ini terhubung langsung dengan toilet rumah. Melalui pipa, kotoran akan terbawa dan masuk ke tangki. Pada desain konvensional, kotoran akan dihancurkan di dalam tangki, lalu limbah cair akan mengalir ke dalam sumur resapan, sebelum akhirnya limbah ini akan meresap ke dalam tanah dan tersebar di sekitarnya.

Lalu bagaimana dengan bio septic tank? Telah diketahui jika sambungan pipa terhubung dengan toilet. Kotoran akan masuk ke dalam tangki biofilter. Di sinilah perbedaan terlihat yaitu ketika terjadi proses penguraian.

Setelah kotoran masuk ke dalam tangki akan terjadi penghancuran. Hasilnya adalah limbah cair yang lebih bersih. Itu berarti ketika masuk ke dalam sumur resapan atau bahkan jika langsung mengalir ke tanah, limbah cair tidak akan memberi pengaruh pada lingkungan sekitarnya. Karena itulah biofilter dikatakan memiliki dua fungsi, sebagai penyimpanan dan pengurai kotoran yang juga akan melakukan proses daur ulang limbah.

Kedua, tangki konvensional pun harus mendapat perawatan secara berkala. Idealnya septic tank konvensional harus menjalani proses penyedotan agar tangki tidak penuh dan limbah inipun tidak bisa dibuang langsung ke sungai atau sumber air lainnya.

Berbeda dengan konvensional, tangki biofilter tidak perlu dikuras. Tangki hanya membutuhkan bakteri yang akan diganti per tahunnya agar mampu melakukan proses penguraian terus menerus.

Lalu, dari proses instalasinya, tangki biofilter diyakini lebih mudah dipasang dibanding tangki konvensional di mana tangki harus dibangun dari bahan yang dipilih, tentu saja dengan proses yang lebih panjang. Dimulai dari biaya pemasangan dan juga harga material. Sementara tangki biofilter kini sudah lebih banyak diproduksi, sehingga bisa ditemukan di mana saja. Harganya pun cukup beragam dengan kapasitas yang berbeda pula.

Keunggulan Tangki Septik Biofilter

Septic Tank Bio Filter memiliki banyak keunggulan dibandingkan septic tank konvensional
Septic Tank Bio Filter memiliki banyak keunggulan dibandingkan septic tank konvensional

Mempelajari perbedaan septic tank konvensional dan biofilter tentunya membuat seseorang semakin tertarik dan ingin tahu tentang inovasi baru ini. Apalagi jika menganggap sanitasi rumah tangga adalah hal yang terpenting. Maka dari itu, keunggulan dari sebuah tangki adalah hal yang terutama diperhatikan. Berikut ini keunggulan dari tangki septik biofilter yang akan memberi jaminan sanitasi:

  1. Biofilter memiliki peran penting pada lingkungan sekitar. Limbah cair yang keluar tidak akan berbau dan aman pada tanah ataupun juga pada tanaman.
  2. Proses penguraian di dalam tangki tidak akan berbahaya karena merupakan produk biologis.
  3. Biofilter akan cocok bagi yang tinggal di pemukiman padat penduduk, mengingat desain tangki yang fleksibel dan praktis. Jenisnya pun beragam yang bisa dipasang di permukaan atau ditanam dalam tanah.
  4. Tidak membutuhkan pemasangan yang rumit dan perawatan yang mahal.
  5. Kuatnya bahan tangki yang tidak memungkinkan limbah feses merembes keluar, selain itu tangki akan bertahan lebih lama.

Bagaimana Cara Kerja Septic Tank Bio?

Setelah memutuskan memasang bio septic tank, hasil pembuangan yang bersih dan tidak berbau adalah hal yang akan didapatkan. Namun, tentu saja ada proses kerja yang terjadi sehingga limbah toilet yang diketahui kotor dan mengganggu, malah menjadi cairan yang bermanfaat.

Seperti yang sudah diketahui, cara kerja bio septic tank bermula ketika kotoran dihantarkan melalui pipa hingga masuk ke dalam tangki. Nah, sebuah proses pun terjadi dalam tangki ini dan tidak hanya sekedar menetap atau mengendap. Proses penyaringan pun akan dimulai.

Perlu diperhatikan juga bahwa desain bio septic tank kini sudah bermacam-macam, ada yang terdiri dari beberapa ruang yang membuat penyaringan bertahap. Ada pula produsen yang telah membuat desain khusus sehingga bisa langsung menyaring air yang akan keluar ke tanah.

Kemudian, sesaat kotoran masuk ke dalam tangki, peran mikroba pun dimulai. Terjadi proses dekomposisi yang diikuti pemisahan limbah padat dan cair. Bakteri pun akan memecah bagian yang padat, sementara limbah cair menguap dan masuk ke ruang berikutnya atau disebut sebagai tangki aerasi. Di dalam tangki ini, bakteri aerob akan memisahkan air dan karbondioksida. Selanjutnya digunakan zat klorin yang berfungsi agar tidak ada lagi kuman yang bertahan, hingga hasil akhirnya adalah cairan yang bersih dan tidak berbau.

Apakah Bio Septic Tank Bisa Penuh?

Kotoran yang tidak bisa mengalir ke tangki atau air yang terdapat dalam kloset berkurang sering ditemui sebagai permasalahan sehari-hari. Hal ini bisa jadi dipengaruhi jika septic tank penuh atau bisa disebabkan oleh proses penyaluran air yang tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, perlu dilakukan penyedotan yang harus dilakukan oleh ahlinya.

Lalu, bagaimana dengan bio septic tank? Dalam tangki terdapat proses yang terjadi terus menerus dengan bantuan mikroba. Bio septic tank pun memberi jaminan bahwa tidak perlu dilakukan pembersihan atau bahkan hingga mengosongkan tangki. Hal ini berarti, kekhawatiran bahwa bio septic tank bisa penuh tidak lagi menjadi hal yang harus dipikirkan.

Jadi, bio septic tank akan menjadi pilihan terbaik bagi orang-orang yang menginginkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan tanpa proses yang merepotkan. Dengan hasil penyaringan yang akan bermanfaat pada lingkungan sekitar, tentu ini menjadi solusi limbah toilet yang kotor dan bisa jadi sumber penyakit. Tentu kita tidak ingin menginginkan hal ini terjadi, bukan?

 

Artikel terkait:

Penulis: Mario Andrianto

Mario Andrianto adalah lulusan S1 Teknik Sipil yang saat ini bekerja sebagai seorang profesional di sebuah perusahaan konsultan konstruksi terkemuka. Dalam peran konsultannya, ia telah memberikan kontribusi berharga dalam proyek-proyek beragam, memberikan nasihat teknis dan solusi yang memadai kepada klien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top