Sistem Plumbing Bangunan: Pengertian, Jenis, Komponen, Fungsi, Standar, dan Perawatannya

Aliran air menjadi komponen penting ketika membangun sebuah konstruksi bangunan. Sebab, aliran air bisa digunakan untuk akses pengaliran buangan air dan untuk mendapatkan air bersih. Nah, sistem plumbing ini merupakan istilah untuk menyebut teknik infrastruktur yang kaitannya dengan sistem pengairan tersebut.

Untuk menerapkan plumbing dalam tiap konstruksi bangunan, butuh beberapa prinsip dan peralatan yang kompleks. Sehingga untuk memahaminya secara mendalam, Anda harus simak artikel ini sampai selesai ya.

Pengenalan Sistem Plumbing Bangunan

Sebagai permulaan, Anda harus mengetahui terlebih dahulu mengenai definisi, jenis, dan komponen dari sistem plumbing. Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasannya berikut ini.

Definisi Sistem Plumbing Bangunan

Sistem plumbing bisa diartikan sebagai sistem perlengkapan atau pipa yang dipasang pada sebuah bangunan untuk distribusi penggunaan air, baik untuk kebutuhan minum maupun pembuangan limbah.

Plumbing juga merujuk pada istilah untuk menyebutkan sistem perpipaan, dimana kata plumbing berasal dari Bahasa Inggris. Artinya adalah sistem yang berisikan rangkaian tangki, pipa, dan berbagai peralatan lainnya untuk kebutuhan penyediaan air, sanitasi, hingga pemanas pada bangunan.

Saat ini sudah banyak gedung yang memiliki masalah dengan pengelolaan airnya. Sehingga sistem plumbing ini hadir sebagai solusi untuk mengatasi hal itu.

Sistem plumbing ini diterapkan pada bangunan yang berhubungan langsung pada saluran air daerah. Dengan instalasi sistem plumbing ini, kebersihan lingkungan akan tetap terjaga serta pengelolaan limbah dapat berjalan maksimal.

Jenis-jenis sistem plumbing bangunan

Pada dasarnya, sistem plumbing terbagi ke dalam lima jenis. Pertama, plumbing air bersih yang fungsinya untuk menyalurkan air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya memasak, minum, mandi, dan mencuci.

Kedua, plumbing air bekas, yaitu saluran air yang digunakan untuk membuang air bekas pakai yang masih dapat diproses kembali, misalnya air wastafel atau bekas mandi.

Ketiga, plumbing air kotor yang digunakan sebagai saluran pembuangan air kotor yang tidak dapat diolah kembali dan butuh penanganan secara khusus. Misalnya limbah kloset atau dapur.

Keempat, plumbing vent yang digunakan untuk mengisi udara di saluran air kotor atau bekas. Melalui saluran ini, maka saluran air kotor dan bekas akan terbebas dari mampet atau macet.

Kelima, plumbing air hujan yang digunakan untuk menyalurkan air hujan. Tujuannya agar air tersebut dapat digunakan kembali kemudian disalurkan menuju ke saluran air kota.

Komponen-komponen utama sistem plumbing bangunan

Komponen sistem plumbing terdiri atas pipa yang digunakan untuk menyalurkan air, valve untuk mengarahkan aliran air dalam pipa, kran air untuk mengalirkan air yang keluar dari pipa. Selanjutnya saluran pembuangan yang digunakan untuk membuang air yang sudah kotor, toilet, shower, dan wastafel.

Fungsi Sistem Plumbing Bangunan

Berikut ini beberapa fungsi sistem plumbing pada bangunan yang harus Anda ketahui.

Distribusi air bersih

Fungsi sistem plumbing bisa digunakan untuk distribusi air bersih. Dalam hal ini Anda harus menentukan denah plumbing serta diagram isometri yang digunakan untuk menentukan jalur instalasi pipa yang hendak dipasang. Pemasangan pipa juga harus dilakukan pasca pasangan bata selesai, tetapi sebelum dilakukan plesteran dan acian.

Pengelolaan air kotor dan limbah

Fungsi selanjutnya adalah untuk pengelolaan air kotor dan limbah yang digunakan sebagai jalur pembuangan dimana Anda harus menghindari percabangan yang terlalu banyak agar tidak merepotkan saat sesi pengerjaan.

Pemasangan untuk sambungan antar pipanya juga harus rapat, lubang saluran pembuangannya pun harus diberi saringan.

Pengaturan tekanan air

Fungsi ini digunakan untuk memastikan bahwa tekanan air yang masuk ke dalam sistem plumbing tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Sebab, tekanan air yang tidak teratur dapat menyebabkan masalah seperti air yang tidak mengalir dengan baik, pipa yang pecah, dan perangkat air lainnya yang tidak berfungsi dengan baik.

Persyaratan dan Standar untuk Sistem Plumbing Bangunan

Selanjutnya, berikut ini persyaratan dan standar untuk sistem plumbing bangunan yang harus Anda pahami.

Persyaratan hukum dan regulasi

Persyaratan hukum dan regulasi terdapat pada UU No. 28 tahun 2022 tentang Bangunan Gedung dimana setiap bangunan gedung wajib memenuhi persyaratan keandalan. Di dalamnya meliputi kesehatan, keselamatan, kemudahan, dan kenyamanan.

Sistem plumbing dalam bangunan gedung dapat bergantung pada tiga faktor utamanya, yaitu regulasi, industri, dan Sumber Daya Manusia.

Selain itu, pemerintah meregulasikan sistem plumbing berdasarkan SNI 03 6481 2000 tahun 2000 tentang Sistem Plumbing dan SNI 03 7065 2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing.

Dalam hal ini, SDM yang digunakan harus mempunyai kompetensi dalam tiap bidang pekerjaan, mulai perencanaan hingga pekerja bangunan.

Standar kualitas air bersih

Industri harus memproduksi berbagai peralatan saniter yang memenuhi standar SNI yang sudah disebutkan di atas. Sebab, jika penggunaan air dan energi dalam bangunan gedung tidak dilakukan secara bijaksana bisa berakibat pada lingkungan.

Standar kualitas air kotor

Bangunan gedung sudah semestinya mengikuti SNI mengenai kualitas air kotor menggunakan sistem plumbing. Hal ini agar air kotor dapat mengalir ke tempat yang semestinya agar tidak berdampak pada lingkungan. Sebab, limbah air kotor sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan.

Perawatan dan Perbaikan Sistem Plumbing Bangunan

Lebih lanjut, bagaimana perawatan dan perbaikan sistem plumbing bangunan? Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Perawatan rutin

Perawatan rutin sistem plumbing adalah serangkaian tindakan perawatan yang dilakukan secara teratur untuk menjaga agar sistem pipa, saluran pembuangan, dan perangkat sanitasi di dalam bangunan tetap berfungsi dengan baik dan aman.

Hal tersebut termasuk memeriksa dan membersihkan saluran pembuangan secara teratur untuk mencegah penumpukan dan penyumbatan. Kemudian memeriksa saringan pada keran air dan shower agar air mengalir dengan lancar.

Kemudian memeriksa adanya kebocoran pada pipa dan keran air. Selain itu, juga memeriksa dan membersihkan toilet secara teratur untuk mencegah terjadinya masalah sanitasi.

Perbaikan dan penggantian komponen yang rusak atau aus

Jika dalam perawatan rutin tersebut Anda menemukan adanya kerusakan. Langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan pada komponen tersebut. Misalnya saja terjadi pada kebocoran pipa maka Anda bisa menambalnya untuk menutup lubang yang bocor.

Namun, dalam konteks tertentu jika Anda mendapati kerusakan yang parah. Maka Anda wajib mengganti komponen tersebut agar tidak menimbulkan dampak pada komponen yang lainnya.

Teknik pencegahan kerusakan pada sistem plumbing bangunan

Sebenarnya teknik pencegahan yang dilakukan untuk menghindari kerusakan pada sistem plumbing bangunan cukup sederhana. Anda bisa melakukan pemeriksaan secara rutin dan teratur untuk mendeteksi adanya kerusakan atau kebocoran sejak dini.

Kemudian gunakanlah material pipa dan perangkat plumbing yang berkualitas dan sesuai standar yang diterapkan. Pasanglah katup pengaman pada pipa dan perangkat plumbing untuk mencegah terjadinya kebocoran atau kerusakan.

Selanjutnya, hindari membuang bahan-bahan yang berpotensi menyumbat atau merusak pipa saluran pembuangan, misalnya minyak, serpihan makanan, minyak, dan lain-lain. Hindari pula membuang bahan kimia atau bahan berbahaya lain ke dalam sistem plumbing yang bisa merusak pipa dan perangkat plumbing.

 

Seri lain dalam topik konstruksi:

  1. Konstruksi: Sejarah, Perkembangan hingga Penggunaan Teknologi Masa Kini
  2. Pentingnya Keamanan dan Kestabilan Bangunan
  3. Sistem Kelistrikan atau Elektrikal Gedung
  4. Kolom Bangunan
  5. Arsitektur Hijau
  6. Fondasi Bangunan
  7. Bangunan dalam Zona Gempa
  8. Tips Mengatur Warna dan Pencahayaan Bangunan
  9. Tugas Quality Control Proyek Konstruksi
  10. Perencanaan dan Desain Bangunan

Penulis: Surya Irawan

Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.

Scroll to Top