Istilah dewatering merujuk pada suatu cara yang dilakukan untuk membebaskan area konstruksi dari aliran air tanah. Tujuannya tak lain untuk menjaga kestabilan lereng galian dan menjaga area galian proyek tetap kering selama proses konstruksi. Lebih luas lagi, dewatering memberi banyak manfaat untuk pengerjaan proyek antara lain, memperbaiki kestabilan tanah, mencegah pengembungan tanah, mencegah perembesan, mencegah erosi buluh, dan mencegah resiko sand boil. Adapun 3 metode yang digunakan dalam sistem dewatering ialah:
- Metode predrainage
Metode ini pada prinsipnya menurunkan muka air terlebih dahulu sebelum mulai dilakukan pekerjaan-pekerjaan penggalian. Metode predrainage cocok digunakan pada tanah dengan karakteristik tanah lepas, cadas lunak dengan banyak celah dan tanah berbutir seragam. Selain itu, metode ini juga bisa dipakai pada area yang memiliki saluran pembuangan air, memiliki debit rembesan cukup besar, dan tanah yang sensitif terhadap erosi.
Metode predrainage terbilang tak mempunyai efek yang bisa mengganggu bangunan-bangunan di sekelilingnya. Tetapi bagi warga yang berada di sekitar area proyek, kebisingan dan polusi udara yang ditimbulkan metode dewatering predrainage akan sangat mengganggu. Selain itu, sumur warga berpotensi mengalami kekeringan akibat penempatan pompa yang dalam.
Metode dewatering predrainage dapat dilakukan dengan dua metode yakni metode pompa dalam dan metode well points. Metode pompa dalam atau deep well adalah metode pengeringan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Alat yang digunakan pada metode ini adalah pompa submersible yang bisa diletakkan di dalam air. Sementara metode well points atau disebut juga metode pemompaan dilakukan dengan teknik vacum. Caranya, collecting points yang terhubung dengan pompa ditempatkan dalam sumuran. Collecting points memiliki panjang sekitar 100cm dengan diamter 5-7cm dengan lubang-lubang di sekelilingnya. Fungsi collecting points adalah untuk menyedot air tanah.
Jika dibandingkan dengan metode open pumping, waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan metode dewatering predrainage ini tercatat lebih lama. Sebab pada metode ini diperlukan proses pengeboran terlebih dahulu dan penyambungan-penyambungan pipa sebagai konsekuensi dari penempatan pompa yang berjauhan.
- Metode open pumping
Metode ini terbilang umum digunakan. Metode open pumping biasanya dipakai pada tanah dengan karakter tanah padat, berkohesi, bergradasi baik, sumur atau selokan yang digunakan untuk pemompaan tidak mengganggu area proyek dan debit rembesan air tidak besar.
Metode open pumping dilakukan dengan mengumpulkan air permukaan dan rembesan dari bagian tepi galian dengan menggunakan kolektor. Kolektor berfungsi membuang air keluar dari galian dengan posisi kolektor yang terus mengikuti elevasi galian.
Dari segi biaya, metode open pumping ini lebih murah jika dibandingkan dengan metode predrainage. Dalam metode ini pula, tidak perlu dilakukan pengeboran sehingga efek dewatering pada sumur-sumur warga yang berada di sekitar area proyek terbilang kecil. Waktu pengerjaan metode open pumping juga terbilang singkat karena pekerjaan penempatan pipa hanya perlu dilakukan di satu tempat yakni di lubang penampungan air saja.
- Metode cut off
Metode ini dijalankan dengan memotong aliran air tanah dengan dinding pembatas supaya area proyek bisa terbebas dari air tanah. Metode cut off cocok dipakai jika area proyek bersebelahan dengan gedung yang sensitif terhadap penurunan air tanah, tidak ada saluran pembuangan, dan karakteristik tanah berupa cadas lunak yang banyak celah, tanah lepas, serta tanah berbutir seragam.
Bila dilihat dari pergerakan air tanah, metode cut off ini terbilang merupakan metode dewatering yang terbaik. Sebab metode ini tidak menimbulkan penurunan muka air tanah di sekitar luar area galian dan juga tak terjadi aliran air tanah. Tetapi memang metode cut off membutuhkan biaya yang cukup tinggi karena melibatkan penggunaan alat-alat berat untuk pengerjaan dinding cut off.
Selain biaya yang tinggi, penggunaan alat berat seringkali menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga yang berada di sekitar area proyek dan mengganggu keamanan bangunan yang berada dekat area proyek. Area proyek yang jauh dari pemukiman lebih cocok menggunakan metode cut off ini.
Nah, pemilihan metode dewatering yang tepat selaras dengan konsep green construction atau konstruksi hijau. Konsep ini merupakan gerakan yang mengusahakan konstruksi mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan penggunaan produk-produk konstruksi yang ramah lingkungan, berbiaya rendah, efisien dalam pemakaian sumber daya dan energi, dan kualitas konstruksi yang tepat.
Metode pelaksanaan proyek pada setiap jenis bangunan pastinya berbeda-beda. Setiap kontraktor memiliki pertimbangan-pertimbangan yang berbeda untuk menentukan metode pelaksanaan yang akan diterapkan. Ada begitu banyak metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang berkembang saat ini. Mulai dari metode yang sederhana hingga metode yang canggih dengan bantuan teknologi. Tuntutan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan konstruksi dengan cepat, tepat dan berkualitas membuat kontraktor memperhitungkan semua aspek dengan jeli.
Dengan memahami pengertian dewatering dan metode-metodenya, maka diharapkan bisa membantu memudahkan penentuan metode dewatering yang hendak digunakan. Setiap metode dewatering memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penggunaan masing-masing metode juga perlu memperhatikan karakteristik tanah dan lingkungan di sekitarnya agar proses dewatering lebih efektif. Pemilihan metode dewatering yang tepat, dapat pula meminimalisir dampak lingkungan yang bisa terjadi.
Apa syarat suatu pekerjaan dewatering pada proyek bangunan gedung highrise yg mempunyai lantai Basement 3 Lapis, boleh di hentikan atau di tiadakan ?
Hal tersebut tidak disarankan. Dewatering harus tetap dilakukan.
Jika fondasi lebih rendah dari permukaan air tanah, maka perlu dipasang sistem drainase dengan pompa sekalipun bangunan menggunakan beton kedap air untuk memastikan bangunan tidak banjir.