Peresmian Monumen Kapsul Waktu di Merauke pada pertengahan November 2018 telah menarik perhatian banyak orang. Monumen ini menyimpan kapsul yang berisi impian dari anak-anak Indonesia untuk 70 tahun mendatang dan rencananya akan dibuka pada tahun 2085. Tak hanya keberadaan kapsul waktu saja yang menjadi daya tarik, Monumen Kapsul Waktu ini terbilang unik karena rancang bangun yang tak biasa.
Konstruksi Monumen Kapsul Waktu di Merauke
Membangun sebuah monumen yang harus mampu bertahan hingga tahun 2085 atau 67 tahun dari sekarang tentu bukanlah pekerjaan mudah. Kekuatan konstruksi bangunan menjadi fokus utama. Dimulai dari fondasi yang merupakan struktur paling bawah monumen yang harus direncanakan dengan matang karena akan mempengaruhi ketahanan bangunan monumen.
Adapun fungsi fondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang terdapat di permukaan tanah dan gaya-gaya lain yang mendukung suatu bangunan. Fondasi yang kuat harus mampu memenuhi tiga syarat yakni tidak rentan terhadap penurunan, berada di lahan yang tepat dan mempunyai resiko longsor yang kecil. Fondasi untuk bangunan bertingkat atau monumen biasanya menggunakan jenis fondasi dalam atau deep fondation yang berbentuk tiang, bisa berupa tiang pancang, tiang bor ataupun tiang frangki.
Khususnya pada Monumen Kapsul Waktu ini, fondasi harus mampu menopang monumen dengan konstruksi bangunan lebar 17 meter, tinggi 8 meter dan panjang 45 meter. Mengingat begitu pentingnya fondasi, maka wajar jika proyek pekerjaan fondasi Monumen Kapsul Waktu di Merauke ini telah menghabiskan biaya hingga Rp. 7 Miliar. Proyek pekerjaan fondasi untuk monumen seluas 1,5 hektar ini pun sudah dimulai sejak tahun 2016 dan selesai pada pertengahan tahun 2017. Barulah pada pertengahan tahun 2017 dimulai tahap pembangunan monumen.
Selain pekerjaan fondasi, pekerjaan-pekerjaan penting lainnya dalam tahap pembangunan monumen antara lain pekerjaan balok beton dan konstruksi dinding. Balok beton berfungsi untuk meneruskan beban ke bagian fondasi monumen dan juga memudahkan pekerjaan konstruksi dinding. Adapun konstruksi monumen berupa campuran beton dan baja. Kedua material tersebut sangat penting untuk mendapatkan bangunan monumen yang benar-benar kuat dan mampu menahan bangunan tetap sejajar.
Sedangkan dinding yang dibangun di atas balok beton tak hanya berfungsi sebagai pemisah bagian luar dan bagian dalam saja tetapi juga untuk menahan beban konstruksi bangunan monumen dari atas. Pada konstruksi dinding Monumen Kapsul Waktu ini, jenis dinding yang digunakan adalah dinding permanen berbahan beton sehingga mampu bertahan dalam waktu yang lama.
Rancang bangun monumen dengan luas total 2,5 hektar ini sendiri mengadopsi unsur-unsur budaya Papua. Adapun kapsul waktu diletakkan di bagian atas bangunan tugu yang terinspirasi dari bangunan menara perang Suku Dani. Bangunan tugu ini dilengkapi dengan 105 anak tangga yang landai menuju ke puncak.
Bangunan Monumen Kapsul Waktu juga dilengkapi dengan lima akses masuk yang melambangkan lima suku asli di Merauke sebagai penjaga tugu kapsul waktu yakni Suku Muyu, Suku Malind, Suku Mandobo, Suku Auyu dan Suku Mappi. Sedangkan pada bagian dalam monumen dilengkapi dengan relief perjalanan bangsa Indonesia, kebudayaan Papua dan juga Pancasila.
Sosok Dibalik Arsitektur Monumen Kapsul Waktu di Merauke
Yori Antar adalah sosok arsitek dibalik uniknya Monumen Kapsul Waktu di Merauke yang disebut-sebut mirip markas Avengers. Pria kelahiran 14 Mei 1962 dengan nama lengkap Gregorius Antar Awal ini menyandang julukan sebagai pendekar arsitektur nusantara karena ia begitu fokus melestarikan warisan arsitektur lokal.
Monumen Kapsul Waktu di Merauke bukanlah karya pertamanya. Pria lulusan arsitektur Universitas Indonesia inilah yang menginisiasi pembangunan rumah adat di Desa Wae Rebo di Flores yang telah mengalami kerusakan karena faktor usia. Yori Awal pula yang mendirikan gerakan Rumah Asuh. Adapun gerakan Rumah Asuh ini mengajak mahasiswa terpilih untuk belajar dari masyarakat desa dan para pemangku mengenai pembangunan rumah-rumah adat.
Program Rumah Asuh tersebut sudah berjalan di sejumlah daerah seperti pembangunan kembali rumah-rumah di desa adat Ratenggaro, rumah budaya di Waetabula, rumah adat di Nias dan beberapa daerah lainnya. Yori Awal melakukan kegiatan-kegiatan ini tak lain untuk menemukan kembali akar budaya nusantara untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Monumen Kapsul Waktu yang terletak di depan Kantor Bupati Merauke dan juga berada dekat dengan Bandara Mopah adalah salah satu karya desain Yori Awal yang akan menjadi landmark baru untuk Kabupaten Merauke. Dari atas pesawat yang hendak mendarat, landmark yang mirip dengan markas Avengers ini akan terlihat jelas dan menjadi simbol pengingat sikap optimis.