Sebagai salah satu bahan baku bangunan yang terkenal akan kekuatannya, beton memiliki tempat tersendiri di hati para peminatnya. Karena kepopulerannya tersebut, dalam prakteknya beton menjadi salah satu opsi bagi para pelaksana proyek untuk menciptakan bangunan beserta komponennya yang kuat dan sesuai harapan. Umumnya pada dokumen kontrak sebuah proyek biasanya tercantum syarat untuk memberikan sampel beton sebagai bentuk dari pengendalian mutu pekerjaan. Dengan adanya fakta tersebut, maka pengetahuan akan proses pembuatan beton tidak dapat diabaikan. Pada artikel ini, akan dijelaskan bagaimana sampel beton akan dibuat secara sederhana dalam bentuk silinder. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada siapa saja, khususnya praktisi pemula agar dapat melakukan eksperimen yang sederhana untuk dilakukan secara mandiri.
Dalam proses pembuatan silinder beton ini, kuncinya terdapat pada kesabaran dan ketelatenan. Jika dua hal tersebut kita miliki, maka proses ini sangat mungkin untuk dilakukan oleh perorangan sekalipun. Perlu kita ketahui terlebih dahulu, bahwa pada proses pembuatan silinder beton terdapat dua cara, yaitu pemadatan secara manual atau menggunakan mesin. Namun sebelum masuk pada proses inti dari pembuatan silinder beton, kita terlebih dahulu harus menyiapkan peralatan sebagai berikut:
- Campuran beton (terdiri dari agregat kasar dan agregat halus yang sudah ditakar, semen, dan air)
- Cetakan silinder (sesuai kebutuhan, atau dapat menggunakan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm)
- Mesin/alat getar
- Alat untuk menusuk-nusuk permukaan lapisan beton (bisa terbuat dari baja)
- Alat untuk meratakan (dapat berupa tongkat atau semacamnya)
- Cetok
Setelah semua kelengkapan di atas telah siap, maka saatnya kita menuju ke proses inti dari pembuatan silinder beton.
Pembuatan Silinder Beton Secara Manual
- Mulai dengan mengisi adukan beton, dapat dibuat menjadi beberapa lapis (dalam percobaan ini menggunakan tiga lapis), namun pastikan volumenya sama.
- Saat mengisi gunakan cetok, mulailah dari pinggir (dengan sendirinya beton akan bergeser ke bagian tengah) agar hasil akhirnya bisa simetris.
- Tusuk-tusuk setiap lapisan beton dengan batang yang terbuat dari baja, kurang lebih 20-25 kali dan pastikan penusukan dilakukan secara merata hingga sedikit masuk pada lapisan sebelumnya (catatan: pada lapisan pertama, usahakan penusukan tidak sampai menyentuh dasar cetakan).
- Setelah lapisan terakhir (pada percobaan ini adalah lapisan ketiga) selesai ditusuk-tusuk, penuhi ruang yang masih tersisa dengan adukan beton, lalu ratakan dengan tongkat hingga beton sama rata dengan bibir cetakan.
- Untuk hasil maksimal, pindahkan silinder beton yang baru saja dibuat ke ruangan yang lembab.
Pembuatan Silinder Beton Menggunakan Mesin
- Pada proses pembuatan beton dengan mesin/alat getar, adukan beton dapat diisi cukup sebanyak dua lapisan saja, namun pastikan volumenya kurang lebih sama. Isi cetakan dengan menggunakan cetok.
- Metode dengan alat getar ini pada dasarnya sama dengan proses secara manual yaitu melibatkan proses menusuk-nusuk lapisan beton dalam cetakan, namun kali ini menggunakan alat getar yang dimasukkan dalam lapisan beton (catatan: pada lapisan pertama penusukan jangan sampai mengenai dasar cetakan, sedangkan untuk lapisan kedua penusukan dengan alat getar usahakan masuk hingga mencapai lapisan pertama dengan kedalaman kurang lebih 2,5 cm).
- Durasi dari penggetaran dapat bervariasi tergantung dari komposisi adukan beton dan disesuaikan dengan kemampuan mesin. Sebagai contoh, lakukan tiga kali penggetaran dengan durasi 3-5 detik untuk tiap lapisan beton. Jika pada permukaan beton sudah muncul lapisan air, maka proses dapat dihentikan.
- Setelah lapisan kedua selesai diproses, tambahkan beton ke dalam cetakan hingga penuh dan ratakan dengan tongkat.
- Langkah selanjutnya adalah memindahkan silinder beton yang baru dibuat ke ruangan lembab.
Setelah semua proses di atas selesai dilalui, maka tahap terakhir yang harus diperhatikan adalah proses penyimpanan silinder beton yang baru dibuat. Langkah-langkah dalam menyimpan sampel beton tersebut adalah sebagai berikut:
- Keluarkan silinder beton dari cetakan 24 jam setelah proses pencetakan dimulai
- Bersihkan silinder beton dari kotoran-kotoran yang menempel, beri tanda dan timbang jika diperlukan
- Letakkan kembali silinder beton ke dalam ruangan yang lembab
- Jika proses pembuatan dilakukan di lapangan/outdoor, setelah silinder beton dikeluarkan tutupi dengan rapat (bisa menggunakan kertas kedap air) dan hindari panas matahari secara langsung
Bagi para awam atau pemula, mungkin ketika dihadapkan pada istilah pembuatan silinder beton, yang terbayang adalah alat-alat rumit, berukuran besar dan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Namun, setelah membaca panduan di atas tentunya bayangan tersebut tidak lagi mengganggu pikiran kita. Dengan pemaparan di atas para pemula dalam bidang konstruksi bangunan akan mendapat gambaran yang ringkas dan jelas dari proses pembuatan beton yang selama ini disangka begitu rumit dan mustahil untuk dilakukan secara individu. Alat-alat yang begitu sederhana, proses yang tidak rumit dan hasil yang maksimal akan menambah motivasi para praktisi untuk melakukan eksperimen mandiri dan mengembangkannya di kemudian hari. Dengan adanya pengetahuan ini, para praktisi pemula akan lebih siap untuk melangkahkan kakinya di dunia kerja yang sesungguhnya.
ijin bertanya bapak / ibuk
setelah spesimen itu siap di cetak kenapa harus di diamkan di tempat yang lembab ?
ijin bertanya satu lagi
untuk ukuran spesimen itu yang ukuran 15 x 30 itu ukuran SNI apa gimana
dan apa boleh kita menggunakan ukuran yang lain untuk uji tekan beton