Di Indonesia, bambu dikenal sebagai tanaman yang bisa tumbuh di mana saja. Tanaman ini sudah ada sejak lama dan memiliki beragam manfaat tergantung jenisnya. Yang mana, ternyata ada juga jenis-jenis bambu untuk bahan bangunan yang bisa dimanfaatkan.
Bambu memiliki kelebihan tersendiri jika digunakan sebagai bahan bangunan. Dibandingkan kayu, bambu lebih sulit dibengkokkan. Di samping itu bambu juga ekonomis dan mudah didapatkan. Ketahuilah berbagai informasi mengenai bambu sebagai bahan bangunan dalam artikel ini!
Jenis-jenis Bambu untuk Bahan Bangunan
Tidak semua bambu bisa digunakan sebagai bahan bangunan. Ada beberapa jenis bambu yang memiliki spesifikasi tertentu sehingga baik menjadi bahan bangunan. Oleh karenanya, jangan asal memilih bambu untuk dijadikan bahan bangunan.
Di bawah ini adalah jenis-jenis bambu dengan kegunaannya masing-masing secara umum, termasuk yang digunakan sebagai bahan bangunan:
1. Bambu Batu
Bambu batu ini memiliki sebutan lain yaitu bambu petung atau betung. Diameter bambu batu ketika dewasa bisa mencapai 14 – 20 cm.
Pada bangunan, bambu batu digunakan sebagai tiang penyangga, kolom struktur, atau reng dan rusuk untuk atap dengan cara membelahnya. Adapun bambu ini kerap digunakan sebagai bahan bangunan karena daging dan dindingnya yang lebih tebal dibandingkan jenis bambu lain.
Selain untuk bangunan, bambu batu ini juga dimanfaatkan untuk industry pulp dan kertas, mebel, anyaman hingga kayu lapis.
2. Bambu Hitam
Jenis bambu untuk bahan bangunan selanjutnya adalah bambu hitam. Bambu ini memiliki sebutan lain yakni pring wulung atau peri laka. Bambu ini banyak hidup di tanah Jawa dan Sumatera. Karakteristik dari bambu ini adalah ukuran tingginya yang bisa mencapai 20 meter saat dewasa.
Bambu hitam memiliki diameter sekitar 4 hingga 10 cm saja. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan diameter dari bambu batu yang diulas sebelumnya. Biasanya, bambu hitam digunakan untuk membuat dinding luar maupun dalam pada suatu bangunan.
Untuk menyatukan bambu ini sebagai bahan bangunan, caranya cukup dengan dipasang utuh dan dibuat anyaman. Selain dinding, bambu hitam juga bisa dimanfaatkan untuk membuat beberapa perabot seperti meja atau rak yang memiliki daya tampung ringan hingga sedang.
3. Bambu Andong
Gigantochloa pseudoarundinacea adalah nama ilmiah dari bambu andong atau disebut juga dengan bambu gombong. Bambu ini sering kali digunakan untuk pembuatan kuda-kuda atau konstruksi pada sebuah bangunan. Namun, hanya bangunan berupa rumah saja yang bisa menggunakan bambu ini.
Ukuran bambu andong panjangnya bisa mencapai 20 meter, akan tetapi diameternya tergolong kecil yakni hanya 10 hingga 12 cm saja. Sehingga, bambu ini lebih cocok digunakan sebagai tiang penyangga atau tiang pengecoran dalam sebuah bangunan.
Informasi lain mengenai bambu andong ini adalah tempat hidupnya yang berada di daerah lembab dan dingin. Oleh karenanya, bambu ini mudah sekali ditemukan di daerah tepi sungai atau danau.
4. Bambu Apus
Pring apus atau peri adalah sebutan lain untuk bambu apus. Ada juga yang menyebut bambu ini dengan sebutan bambu tali. Pada struktur bangunan, bambu apus biasa digunakan untuk reng maupun dinding bangunan.
Jika akan digunakan untuk dinding bagian luar, bambu ini akan dibelah terlebih dahulu atau disusun secara utuh saja. Namun, saat digunakan untuk dinding bagian dalam, bambu ini akan lebih baik dibuat anyaman sehingga memberikan aksen dan tampilan menarik untuk ruangan tersebut.
Ukuran dari bambu ini hanyalah 6 cm untuk diameter bambu berumur dewasa dan panjangnya mencapai 20 meter. Diameter bambu ini terbilang lebih kecil dibanding bambu jenis lain untuk bahan bangunan namun memiliki ketebalan yang cukup baik yakni mencapai 13 mm.
Kelebihan dan Kekurangan Bambu sebagai Bahan Bangunan
Setelah mengenal beberapa jenis bambu yang umum digunakan sebagai bahan bangunan, perlu diketahui juga apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan bambu saat digunakan dalam sebuah bangunan. Simak pembahasannya di bawah ini:
Kelebihan Bambu
- Ekonomis
Bambu memiliki harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan kayu, batu bata apalagi beton. Oleh karena itu, bangunan-bangunan yang terbuat dari bambu sering ditemukan di daerah pedesaan.
Akan tetapi, rumah modern juga banyak yang memanfaatkan bambu sebagai bahan bangunannya. Terutama jika membuat rumah dengan konsep seperti rumah di Jepang.
- Elastis dan Tahan Gempa
Ternyata, bahan bangunan dengan material bambu ini banyak direkomendasikan di wilayah-wilayah yang rawan terjadi gempa. Alasannya adalah karena sifat bambu yang elastis sehingga lebih tahan terhadap goyangan gempa meskipun skalanya cukup besar.
- Mudah Dibentuk
Kelebihan lain dari bambu untuk bahan bangunan adalah materialnya yang mudah dibentuk. Bambu juga memiliki kekuatan saat ditarik, ditekuk dan juga ditekan.
Kekurangan Bambu
- Kurang Awet
Tanpa proses pengawetan, bahan bangunan yang terbuat dari bambu paling lama bertahan hanya 5 tahun saja. Ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah rentan sekali terserang hama. Bambu pun mudah ditumbuhi lumut dan menjadi lembab karena air hujan.
Sama halnya ketika menggunakan bambu sebagai material untuk membuat perabotan rumah tangga seperti rak atau meja. Hama yang paling sering menyerang bambu adalah kumbang bubuk.
- Sambungan yang Kurang Paten
Material bambu sangat jarang yang disambungkan dengan cara dipaku. Alasannya adalah karena mudah pecah dan tidak bisa lagi dikembalikan seperti semula. Oleh karenanya, sambungan yang digunakan biasanya menggunakan anyaman atau tali ijuk.
Kalaupun ada paku yang digunakan, biasanya untuk bagian-bagian tertentunya saja. Tentunya, jika hanya disambungkan dengan tali atau anyaman akan membuatnya kurang kokoh dan mudah terurai.
- Mudah Terbakar
Sama seperti kayu, material bangunan yang terbuat dari bambu pun rentan terbakar habis. Ini menjadi salah satu kekurangan dari penggunaan jenis-jenis bambu untuk bahan bangunan yang sering kali menjadi pertimbangan utama saat membuat bangunan.
Cara Memilih Bambu untuk Bahan Bangunan
Selain mengetahui informasi seputar jenis bambu apa saja yang cocok untuk dijadikan bahan bangunan dan juga kelebihan serta kekurangannya, mengetahui cara memilih bambu untuk bahan bangunan juga penting. Berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan:
- Pilih bambu yang usianya sudah matang, biasanya berumur 4 atau 5 tahun. Jangan pilih bambu yang usianya terlalu tua karena biasanya akan mudah kisut dan kering.
- Pilih bambu dengan kerapatan daging batang baik agar tidak mudah kisut
- Diamkan bambu selama beberapa hari setelah ditebang dengan posisi tegak. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan semua cairan yang ada di dalamnya.
- Bersihkan semua kotoran yang melekat pada batang bambu sebelum digunakan untuk bahan bangunan
Informasi mengenai cara memilih bambu di atas menjadi penutup untuk artikel ini. Setelah mengetahui jenis-jenis bambu untuk bahan bangunan serta kelebihan dan kekurangannya, Anda dapat mempertimbangkan saat akan menggunakan bambu dalam pembuatan bangunan.
Lebih lanjut seputar bahan bangunan:
Penulis: Mario Andrianto
Mario Andrianto adalah lulusan S1 Teknik Sipil yang saat ini bekerja sebagai seorang profesional di sebuah perusahaan konsultan konstruksi terkemuka. Dalam peran konsultannya, ia telah memberikan kontribusi berharga dalam proyek-proyek beragam, memberikan nasihat teknis dan solusi yang memadai kepada klien.