Bekisting – Pengertian, Fungsi dan Jenisnya

Untuk memahami pentingnya peran bekisting kita perlu sepakat bahwa membangun hunian yang kokoh dan dapat bertahan dalam waktu lama tentu membutuhkan perhitungan yang terukur dan matang. Perhitungan tersebut, misalnya, dilakukan sejak menggambar sketsa, mengalkulasi kebutuhan bahan, dan lain-lain. Banyak bangunan yang hanya bertahan beberapa saat saja pasca ia rampung pengerjaan sebelum akhirnya benar-benar tumbang dan terkapar.

Namun, di lain pihak, terdapat bangunan yang justru tetap tegak dengan kokoh setelah melewati ratusan musim. Dengan kata lain, salah membuat kalkulasi di awal akan berdampak buruk di kemudian hari. Korbannya, tentu saja, si pemilik hunian atau penghuninya.

Nah, agar tidak keliru dalam membuat langkah awal, berikut ini akan diuraikan secara lengkap tentang salah satu unsur pokok dalam konstruksi, yakni bekisting. Uraian mengenai bekisting ini akan diberikan secara lengkap, mulai dari pengertian hingga pemasangannya.

 

Apa Itu Bekisting?

Di Indonesia, bekisting (formwork) dikenal dengan beragam istilah, misalnya cetakan, mal, dan acuan. Dan dari beragam istilah populer yang mengacu kepada bekisting tersebut sebetulnya telah tersirat pengertian dasarnya.

Namun demikian, apa itu bekisting? Secara sederhana, bekisting adalah sebuah cetakan yang berfungsi sebagai penahan beton pada proses pengecoran. Karena fungsi utamanya sebagai penahan, maka bekisting akan dibuka atau dibongkar kembali manakala beton yang dituang ke dalamnya sudah mencapai tingkat kepadatan standar.

Di samping sebagai penahan beton cair, tentu saja bekisting dapat pula dijadikan sebagai peletak atau pembentuk pola dasar bagi struktur pembuatan model konstruksi tertentu pasca pengecoran. Oleh sebab itu, bentuk bekisting dapat dipola berdasarkan keinginan bentuk-bentuk artistik tertentu. Namun secara umum, pola bangun/struktur bekisting sebaiknya memenuhi unsur berikut:

1. Struktur bekisting memungkinkan untuk dipasangi tulangan

2. Memungkinkan pengecoran dan pemadatan bahan cor

3. Tidak merusak beton saat bekisting dilepas

 

Fungsi Bekisting pada Proses Konstruksi

Fungsi bekisting pada konstruksi bangunan
Fungsi bekisting pada konstruksi bangunan sangat penting

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa bekisting adalah penahan beton cair pada saat pengecoran, maka dalam proses konstruksi ia berfungsi untuk membentuk dan mempola beton padat. Dengan kata lain, jika bentuk beton padat yang dikehendaki balok, maka pembuatan bagian “interior” bekisting pun harus berbentuk balok.

Fungsi bekisting yang demikian sebetulnya sangat membantu pekerja dalam proses pengerjaan bangunan lanjutan.

 

Bekisting Terbuat dari Apa?

Secara tradisional, bekisting terbuat dari triplek (plywood) dan kayu. Namun, sejak ditemukannya plat besi (knockdown) sebagai bahan pengganti keduanya dalam berbagai pemanfaatannya pada konstruksi bangunan, bekisting tidak lagi kita kenal dalam bentuknya yang tradisional. Bekisting juga dimungkinkan dirangkai menggunakan plat besi.

Plat besi telah menggantikan kayu, bahkan secara lebih ringkas dan portable sekaligus. Plat besi memiliki keunggulan tersebut, karena dari plat besi yang sama kita dapat menyesuaikan pola yang kita kehendaki. Pun tanpa harus membuang bagian yang tidak perlu, atau menyusun bekisting baru dari bahan yang ukurannya juga baru. Sebaliknya, kayu dan triplek tidak bisa diperlakukan demikian. Kayu jelas tidak tahan air dan semen dalam waktu lama, juga tidak portable dan ringkas.

Namun, tentu saja pembuatan bekisting amat tergantung pada kebutuhan dan budget. Bekisting untuk keperluan sendiri, misalnya, orang pasti lebih memilih bekisting dari kayu; bukannya yang terbuat dari plat besi. Jadi, secara umum bekisting terbuat dari bahan-bahan tradisional (misalnya triplek dan kayu) dan bekisting yang berbahan plat besi.

 

Apa itu Bekisting Balok?

Sesuai dengan namanya, bekisting balok adalah bekisting yang tersusun dari balok-balok persegi panjang dan biasanya dipasang dengan posisi berdiri. Berikut ini tahap-tahap tata kerja bekisting balok, yaitu;

1. Pembuatan

Pada tahap pembuatan (building) ini, material papan atau multiplek yang sesuai ukuran disiapkan. Lalu, diadakan pemotongan alas dan panel balok sesuai dengan jarak dan ukuran yang telah direncanakan sejak awal.

2. Pemasangan

Dalam tahap pemasangan ini, sekurangnya terdapat beberapa tahap pengerjaan yang harus dilewati, misalnya menentukan ukuran ketinggian dari dasar bekisting balok, memasang dasar untuk tiang perancah, menyiapkan perancah untuk dipasang, memasang balok engkel (gelagar panjang), dan seterusnya.

3. Pembongkaran

Pembongkaran (strip) adalah proses membuka bakisting balok setelah cor beton dianggap telah mencapai batas kepadatan standar. Dalam tahap ini, mula-mula dengan melepas skoor pada pipi balok secara efisien dan berhati-hati, dilanjutkan dengan pembongkaran alas serta gelagar panjang dan balok surinya, lalu pembukaan penyanggah dikerjakan secara teratur.

 

Jenis-Jenis Bekisting yang Biasa Digunakan

Terdapat beberapa jenis bekisting yang dikenal masyarakat hingga dewasa ini. Namun, tidak semua jenis bekisting itu lumrah atau umum dipakai dalam proses pengerjaan konstruksi. Dua jenis bekisting berikut merupakan bekisting yang paling lumrah kita jumpai.

1. Bekisting Tradisional (Berbahan Kayu)

Jenis bekisting yang ini agaknya masih menjadi yang dominan di tengah masyarakat. Sekalipun butuh lebih banyak tenaga dalam pengerjaannya, namun bekisting tradisional masih dianggap jauh lebih murah ketimbang jenis bekisting yang lebih modern. Dengan kata lain, biaya sewa bekisting modern masih jauh di atas biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli kayu, paku, dan seterusnya.

Bekisting tradisional dengan bahan kayu ini, dengan demikian, dibuat demi kebutuhan temporal atau sementara. Pengerjaan gedung bertingkat dalam skala kebutuhan yang panjang tentu membutuhkan jenis bekisting yang lebih kokoh dan portable ketimbang kayu.

2. Bekisting Plat Besi (Knockdown)

Bekisting plat besi merupakan pilihan terbaik bagi mereka yang mengerjakan proyek konstruksi dalam skala besar. Lalu, material apa sajakah yang diasosiasikan sebagai bekisting plat besi? Menurut berbagai sumber, materi bekisting ini terbuat dari besi hollow dan plat baja.

Karena materialnya yang kokoh, tahan lama, dan ukurannya mudah dimodifikasi, bekisting jenis ini memang umumnya dipakai dalam pembangunan konstruksi yang jumbo. Jadi, untuk mengerjakan berbagai bentuk beton balok, pekerja tidak harus membuat ulang bekisting. Mereka cukup memanfaatkan bekisting yang sudah sejak awal disediakan, dan itu akan bertahan hingga pengerjaan konstruksi mencapai titik rampung.

Bekisting ini biasanya dipakai untuk, misalnya sebagai cetakan box culvert, u ditch dan tutupnya, kanstin beton, saluran buis beton, dan pagar beton panel.

 

Bagaimana Cara Memasang Bekisting?

Pemasangan bekisting
Pemasangan bekisting harus dilakukan dengan benar agar beton yang dituang dapat berfungsi sebagaimana mestinya

Bagaimanakah tata cara pemasangan pemasangan (erect) bekisting yang benar? Berikut uraiannya.

  • Terlebih dahulu tentukan ukuran ketinggian dari dasar bekisting. Lalu, tariklah dua titik yang sudah ditentukan ukurannya menggunakan waterpass. Hasil ukuran ini akan menjadi dasar bekisting.
  • Pasang papan yang akan dijadkan sebagai alas bagi perancah.
  • Pasang balok atau stempel kaso/perancah berdasarkan jarak antar-tiang yang sudah ditentukan dalam gambar kerja. Pasang juga pengaku jika dibutuhkan.
  • Pasanglah balok engkel (gelagar memanjang) di mana gelagar atas menempel atau menyentuh benang hasil pengukuran dari waterpass.
  • Pasanglah balok suri persis di atas balok engkel.
  • Pasanglah bodeman (rangka alas balok) yang acuannya adalah titik tengah atau as balok yang telah telah diberi tanda.
  • Jika pemasangan alas balok sudah benar, sekarang mulai kerjakan perangkaian panel pada pipi-pipi balok. Usahakan bahwa posisi atau letak pipi balok tersebut tegak lurus dengan alas balok.
  • Lalu pasang juga skoor akan berfungsi sebagai penahan ketegakan pipi balok dan penahan beban cor beton dituangkan.

Penulis: Surya Irawan

Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.

Scroll to Top