Beton merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam pengerjaan konstruksi bangunan. Pembuatan beton diperlukan untuk membangun gedung atau bangunan agar memiliki kekuatan yang mumpuni.
Material ini dikenal dengan sifat-sifatnya yang kuat, kokoh, dan awet. Apakah Anda tahu bagaimana beton dibuat dan pengaplikasiannya pada proyek bangunan? Berikut penjelasan selengkapnya mengenai beton pada proyek konstruksi.
Bahan Baku untuk Beton
Beton yang digunakan pada proyek konstruksi adalah struktur sederhana yang dibentuk dari campuran semen, air, dan agregat. Bahan agregat ini masih dibagi menjadi dua, agregat kasar dan agregat halus.
Bahan baku pembuatan beton berupa agregat kasar biasanya menggunakan batu pecah atau kerikil. Sedangkan agregat halus biasanya menggunakan pasir beton.
Pada prosesnya, beton sebenarnya menjadi kuat bukan karena air yang menguap, melainkan semen yang berhidrasi. Semen menjadi pengikat yang merekatkan komponen lain sehingga membentuk material yang kuat seperti batu.
Cara Membuat Beton yang Baik dan Berkualitas
Beton banyak digunakan untuk berbagai proyek konstruksi seperti fondasi, struktur bangunan, pengerasan jalan, jembatan penyeberangan, dasar untuk pagar, struktur parkiran dan masih banyak lagi.
Berbagai jenis proyek konstruksi menggunakan beton karena memiliki kekuatan yang baik, tahan terhadap temperatur tinggi, dan biaya pemeliharaan yang murah. Namun, karakteristik dari struktur beton tergantung dari campuran bahan yang digunakan dan teknik pembuatannya.
Secara umum, beton untuk konstruksi dibuat dengan beberapa langkah seperti berikut.
Pencampuran bahan
Langkah pertama adalah membuat adonan untuk beton dengan mencampur semua bahan baku beton. Mulai dari semen, air, agregat kasar dan agregat halus dicampur dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan kualitas beton yang diinginkan.
Semua bahan baku beton harus dicampur hingga benar-benar rata dan tidak ada rongga udara di dalamnya.
Memindahkan adonan beton
Setelah adonan beton siap, maka harus segera dipindahkan atau dicetak sesuai dengan kebutuhan. Ingat, campuran semen, air dan agregat ini dapat mengeras jika terlalu lama dibiarkan. Jika ada yang mulai mengeras, adonan beton tidak bisa dicetak atau kualitas beton akan berkurang.
Cara memindahkan adonan beton bisa menggunakan pompa maupun dengan cara manual. Biasanya untuk proyek konstruksi yang tidak terlalu besar, adonan beton dapat dituang dengan cara biasa.
Memadatkan adonan beton
Salah satu hal penting dalam pembuatan beton adalah proses pemadatan adonan. Ketika adonan beton sudah dituangkan ke cetakan, maka harus dipadatkan untuk menghilangkan udara di dalamnya yang dapat merusak kualitas beton.
Caranya dengan memberikan getaran pada adonan beton sehingga cairan beton akan menutup seluruh ruangan. Memastikan beton benar-benar padat sebelum adonan beton mulai mengeras.
Meratakan permukaan adonan beton
Langkah selanjutnya adalah meratakan permukaan adonan beton. Alat yang digunakan bermacam-macam tergantung cetakan beton yang dibutuhkan. Langkah pembuatan beton ini bertujuan agar proses pengeringan beton bisa lebih cepat.
Dengan meratakan permukaan adonan beton, proses pengeringan rata-rata bisa 75% lebih cepat. Hal ini tentu sangat dibutuhkan agar bisa lanjut ke proses konstruksi lainnya.
Mengapa Beton Harus Direndam?
Dalam proyek konstruksi, umumnya para pekerja akan melakukan teknik sedemikian rupa untuk mempercepat proses pengeringan beton. Pada pembuatan beton diperlukan waktu tunggu tertentu hingga adonan beton benar-benar mengeras dan kuat.
Lalu, kenapa beton yang sudah kering malah direndam dengan air? Tentunya hal ini bukan tanpa tujuan. Proses perendaman beton biasanya dilakukan setelah beton keras atau keluar dari cetakan.
Tujuannya adalah untuk mencegah penurunan kekuatan beton akibat pengaruh cuaca. Perendaman ini merupakan salah satu bentuk perawatan beton untuk menjaga kelembapan beton sehingga dapat mencapai kualitas atau mutu yang diinginkan.
Dalam waterbath, biasanya beton akan direndam selama kurang lebih 30 menit untuk pengujian Mashall. Perendaman dua hari atau 2 x 24 jam biasanya diperlukan untuk pengujian Immersion beton.
Mengapa Beton Harus Di beri Tulangan?
Ada banyak teknik yang bisa digunakan untuk membuat struktur beton pada bangunan atau gedung. Salah satunya adalah teknik beton bertulang atau yang dikenal dengan sebutan beton semen. Teknik ini yang paling umum digunakan pada konstruksi rumah dan bangunan bertingkat.
Meskipun beton memiliki kekuatan tekanan yang tinggi, tetapi kekuatan tarik pada beton sangat rendah. Hal ini yang menyebabkan beton mudah retak atau bahkan hancur saat harus menahan gaya tarik dari suatu beban maupun perubahan cuaca.
Kekuatan tarik yang rendah pada beton menjadi alasan mengapa struktur beton harus diberi tulangan. Jenis tulangan beton bisa berupa baja polos dan berulir. Tulangan beton ini harus memiliki kekuatan yang tinggi, tahan terhadap panas dan korosi, serta bisa menyatu dengan beton.
Fungsi tulangan dalam pembuatan beton adalah menahan gaya tarik agar beton dapat bekerja dengan baik pada struktur bangunan. Dengan tambahan tulangan baja yang disusun sedemikian rupa membuat beton lebih kokoh dan cenderung lebih kuat dibandingkan dengan material konstruksi lainnya.
Seri beton lainnya:
Penulis: Mario Andrianto
Mario Andrianto adalah lulusan S1 Teknik Sipil yang saat ini bekerja sebagai seorang profesional di sebuah perusahaan konsultan konstruksi terkemuka. Dalam peran konsultannya, ia telah memberikan kontribusi berharga dalam proyek-proyek beragam, memberikan nasihat teknis dan solusi yang memadai kepada klien.