Bahan Perkerasan Jalan: Aspal, Beton, dan Interlocking – Persaingan Kekuatan di Bawah Roda

Jalan aspal

Jalan tanah merupakan jenis jalan paling primitif dan masih dijumpai di pedesaan atau daerah dengan lalu lintas rendah. Kini, jalan sudah sangat maju dengan menggunakan konstruksi aspal, beton, hingga interlocking. Bahan perkerasan jalan tersebut memiliki karakteristik berbeda dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Aspal

Salah satu material penyusun jalan yang paling umum digunakan adalah aspal. Lapisan perkerasan jalan ini biasanya berwarna hitam dengan unsur utamanya adalah bitumen. Bitumen sendiri diperoleh dari residu pengilangan minyak bumi.

Aspal cair berfungsi sebagai perekat agregat seperti kerikil, batu pecah, dan pasir. Campuran aspal tersebut kemudian dipanaskan dan diterapkan pada jalan sudah dikondisikan. Biasanya bahan perkerasan jalan yang menjadi lapisan paling atas berupa aspal dengan ketebalan minimal 4cm.

Kemudian aspal akan dipadatkan menggunakan asphalt finisher atau asphalt paver. Alat berat ini dilengkapi crawler dengan teknologi yang mampu menghamparkan aspal di atas permukaan pondasi jalan.

Pemilihan agregat (batu pecah) yang sesuai akan membantu meningkatkan ketahanan jalan aspal terhadap beban dan cuaca.
Pemilihan agregat (batu pecah) yang sesuai akan membantu meningkatkan ketahanan jalan aspal terhadap beban dan cuaca.

Kelebihan Aspal:

  1. Material aspal mampu menghasilkan jalan yang lebih halus dan tidak bergelombang sehingga memudahkan kendaraan melintas dengan lebih nyaman dan aman.
  2. Aspal memiliki warna yang gelap memberikan dampak secara psikologis bagi pengendara merasa nyaman dan teduh.
  3. Aspal menghasilkan tampilan jalan yang lebih menarik sehingga lingkungan sekitar terlihat lebih baik.
  4. Aspal memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca ekstrem seperti panas dan hujan sehingga umur pakai jalan aspal lebih lama dibanding jalan lain.
  5. Material aspal lebih kuat dan memiliki resistensi baik terhadap beban berat sehingga bisa diaplikasikan untuk jalan dengan lalu lintas tinggi.
  6. Pemeliharaan mudah, seperti perbaikan bagian kecil jalan yang rusak cukup dengan menggali dan mengganti aspal tersebut.
  7. Dalam jangka panjang, aspal lebih ekonomis karena umur pakai yang lebih lama dan pemeliharaan yang lebih mudah.

Kekurangan Aspal:

  1. Aspal membutuhkan biaya cukup tinggi, terlebih untuk aspal yang didatangkan impor seperti ESSO 2000 dan Shell.
  2. Aspal bergantung pada sumber daya alam seperti minyak bumi yang terbatas.
  3. Proses produksi aspal yang tidak ramah lingkungan.
  4. Tidak tahan terhadap genangan air sehingga membutuhkan drainase yang baik di sekitar jalan aspal untuk mempercepat pengeringan jalan setelah hujan atau terjadi banjir.
  5. Pada daerah berlereng atau daerah dengan struktur tanah yang buruk harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dulu yang membutuhkan tambahan biaya.

Beton

Selain aspal, material yang kini banyak digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah beton. Biasanya beton jalan terbuat dari campuran semen dan batu kerikil. Menghasilkan material jalan yang sangat kuat dan tahan lama.

Pastikan proses pemadatan beton dan penyatuan permukaan beton berjalan dengan baik. Penyatuan yang baik akan menghasilkan permukaan yang halus dan tahan lama.
Pastikan proses pemadatan beton dan penyatuan permukaan beton berjalan dengan baik. Penyatuan yang baik akan menghasilkan permukaan yang halus dan tahan lama.

Beton sudah banyak digunakan sebagai bahan material pembuat jalan raya maupun jalan perumahan. Lapisan pondasi berupa plat (slab) beton yang dibangun di atas tanah dasar. Kemudian, lapisan permukaan menggunakan beton dengan ketebalan minimal 20cm.

Kelebihan:

  1. Material beton lebih kuat dan tahan terhadap genangan air bahkan banjir.
  2. Dibandingkan aspal, beton lebih kuat menahan beban kendaraan yang berat seperti bus hingga truk tronton.
  3. Dapat digunakan pada struktur tanah lemah tanpa harus dilakukan perbaikan struktur tanah terlebih dahulu.
  4. Biaya perawatan lebih murah dibandingkan dengan jalan aspal.
  5. Umur pakai beton bisa lebih lama ketimbang aspal.
  6. Pengadaan material beton yang lebih mudah didapatkan.
  7. Beton lebih terang dibanding aspal sehingga lebih nyaman pada malam hari.

Kekurangan:

  1. Beton memiliki warna abu-abu terang yang menimbulkan kesan panas, gersang, dan silau terutama saat siang hari.
  2. Kualitas dan ketahanan beton sangat bergantung pada proses pengerjaan. Jika pengeringan beton terlalu cepat, jalan akan lebih mudah mengalami keretakan.
  3. Beton memiliki tekstur yang lebih kasar sehingga untuk membuat kontur jalan lebih rata akan membutuhkan pekerjaan ekstra.
  4. Perawatan jalan beton yang cenderung lebih sulit.
  5. Dapat menaikkan elevansi atau ketinggian jalan karena perbaikan jalan yang biasanya dilakukan dengan menumpang pada konstruksi jalan lama.

Paving Blok Interlocking

Permukaan dasar yang benar-benar rata dan padat akan membantu mencegah penurunan atau pergeseran paving interlocking di masa mendatang.
Permukaan dasar yang benar-benar rata dan padat akan membantu mencegah penurunan atau pergeseran paving interlocking di masa mendatang.

Pada beberapa konstruksi jalan tidak menggunakan aspal maupun beton, tetapi interlocking atau yang biasa disebut blok beton. Bahan perkerasan jalan ini bisa berupa balok beton yang dicetak dengan sistem penguncian tertentu.

Balok beton atau paving blok terbuat dari campuran bahan baku seperti pasir dan semen atau campuran lain. Semen Portland biasanya digunakan sebagai bahan perekat pada jenis perkerasan jalan ini. Untuk ketebalan paving block kurang lebih 3mm.

Kelebihan:

  1. Pemasangan paving blok cukup mudah sehingga bisa dilakukan sendiri tanpa membutuhkan alat berat.
  2. Daya tahan yang lebih baik terhadap beban statis karena interlocking memiliki tingkat fleksibilitas tertentu.
  3. Ketahanan dan kekuatan terhadap cuaca ekstrem.
  4. Memiliki celah sehingga genangan air lebih cepat meresap dan tidak perlu khawatir genangan air merusak jalan.
  5. Pemeliharaan jangka panjang yang lebih mudah.
  6. Mudah dibongkar pasang jika ada paving blok yang rusak.
  7. Memberikan tampilan yang lebih menarik pada jalan.

Kekurangan:

  1. Celah antar paving blok dapat ditumbuhi rumput atau gulma sehingga merusak keindahan jalan.
  2. Proses pemasangan paving blok interlocking hanya bisa dilakukan dalam satu arah dan membutuhkan tenaga profesional.
  3. Tidak tahan terhadap bobot kendaraan yang berat.

Material Penyusun Jalan Terbaik

Jalan dengan lalu lintas kendaraan tidak terlalu tinggi

Jalan yang dilalui sedikit kendaraan dengan beban yang relatif ringan lebih cocok menggunakan aspal. Investasi awal untuk pembangunan jalan aspal tergolong lebih rendah dibanding beton.

Pemeliharaan jangka panjang juga lebih rendah jika aspal tidak terlalu sering dilalui kendaraan besar. Misalnya untuk jalan raya atau jalan nasional dan jalan tol tertentu, aspal lebih menguntungkan dibanding bahan perkerasan jalan yang lain.

Jalan yang tinggi lalu lintas kendaraan besar

Jalan yang sering dilalui angkutan berbobot besar seperti bus, truk, hingga kontainer lebih sesuai dengan jalan beton. Material beton lebih kuat dibanding aspal dalam menahan bobot kendaraan berat sehingga jalan tidak mudah rusak.

Meskipun investasi di awal bisa lebih mahal, tetapi lebih murah untuk jangka panjang. Pasalnya, jika menggunakan aspal, jalan mudah rusak dan perlu sering perbaikan. Contohnya jalan di pelabuhan, jalan di kawasan industri, dan jalan tol.

Jalan dengan kontur tanah buruk

Pada pembangunan jalan yang dilakukan di tanah dasar yang jelek, beton lebih direkomendasikan daripada aspal. Material ini biasanya untuk pembangunan jalan di atas tanah ekspansif atau tanah yang dapat mengalami perubahan volume akibat perubahan kadar air di dalam lapisan tanah.

Jalan yang rendah lalu lintas kendaraan

Jalan perumahan atau jalan yang tidak sering dilalui kendaraan berjalan bisa menggunakan material paving blok interlocking. Selain kuat, material yang saling terkunci ini juga bisa memberikan tampilan yang lebih estetik dibanding beton atau aspal.

Itulah material yang paling umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Baik aspal, beton, maupun paving blok tidak semuanya bagus untuk segala jenis jalan dengan karakteristik tanah dasar yang berbeda-beda. Pemilihan material ini juga harus disesuaikan dengan fungsi jalan dan efisiensi biaya untuk jangka panjangnya.

 

Referensi:


Seri lengkap mengenai Jalan:

  1. Jalan dari Masa ke Masa
  2. Teknik Stabilisasi Jalan
  3. Jenis dan Asal-Usul Jalan Aspal
  4. Teknologi Perawatan dan Pembangunan Jalan
  5. Jalan Tol: Sejarah, Jenis dan Pemeliharaannya
  6. Jalan Makadam – Batu-Batu Pembentuk Jalur yang Terabaikan
  7. Perencanaan Pengawasan Jalan
  8. Perbandingan Jalan Aspal vs Jalan Beton
  9. Bagian-bagian Jalan

Penulis: Surya Irawan

Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.

Scroll to Top