Jenis dan Asal-Usul Jalan Aspal – Transformasi Mobilitas Manusia

Jalan aspal

Jalan aspal yang sekarang umum dijumpai di mana-mana ternyata memiliki sejarah yang panjang. Aspal yang menjadi pelapis teratas jalanan sudah umum digunakan oleh orang Mesopotamia untuk membuat tempat mandi dan penyimpanan air yang anti bocor. Orang Fenisia, Mesir, dan Romawi juga memakai aspal yang ditemukan secara alami di danau dan bukit bebatuan.

Kata aspal dalam bahasa Inggris adalah “asphalt”, berasal dari kata Yunani kuno “asphaltos” yang berarti aman.

Aspal yang pada awalnya digunakan untuk membuat lapisan anti air dan mengikatnya dengan material lain (seperti lem) pertama kali dipakai untuk membangun jalan di Babilonia sekitar 625 SM.

Aspal Tahun 1800an

Penggunaan aspal sebagai material pembangunan jalan menjadi populer di tahun 1800-an. Thomas Telford membangun lebih dari 1.440 km jalan raya di Skotlandia dan menyempurnakannya dengan pecahan bebatuan.

Perbaikan dalam proses konstruksi terus dilakukan, dengan menggunakan ter panas untuk mengikat pecahan bebatuan yang menghasilkan trotoar yang disebut tarmacadam. Cara ini bisa mengurangi debu dan pemeliharaan jalan.

Tahun 1870, seorang ahli kimia Belgia bernama Edmund J. DeSmedt berhasil menciptakan trotoar dari aspal yang sebenarnya di Newark, New Jersey, Amerika. Pabrik produksi aspal yang pertama didirikan oleh The Cummer Company di tahun 1800-an, sementara pabrik modern pertama didirikan oleh The Warren Brothers di East Cambridge, Massachussets di tahun 1901.

Paten pertama untuk produksi aspal diajukan oleh Nathan B. Abbott dari Brooklyn, New York di tahun 1871.

Aspal Tahun 1900an

Pada tahun 1900 Frederick J. Warren mendaftarkan paten untuk trotoar “Bitulithic”, yang terdiri dari bitumen dan campuran lain.

Di awal tahun 1900-an, penggunaan aspal yang semakin meningkat membuat produksi aspal yang berasal dari minyak bumi akhirnya jauh melampaui penggunaan aspal alami. Ledakan inovasi ini berasal dari semakin populernya penggunaan mobil, sehingga kebutuhan akan jalan raya yang lebih baik mendorong pengembangan cara produksi dan pemakaian aspal.

Selama Perang Dunia II, teknologi aspal meningkat pesat terutama karena pihak militer memerlukan permukaan jalan yang sanggup menahan beban berat.

Standar pengembangan industri aspal melonjak di tahun 1955, saat The National Bituminous Concrete Association – yang sekarang dikenal sebagai National Asphalt Pavement Association atau NAPA (Asosiasi Nasional Trotoar Aspal) – didirikan.

Sejak mulainya Perang Dunia II, banyak orang mempunyai mobil dan peralatan berat mulai dikembangkan untuk membangun lebih banyak jalan raya. Inovasi tersebut antara lain kontrol permukaan secara elektronik, mesin finishing yang lebar untuk membuat dua lajur sekaligus, dan roller getar beroda baja (vibratory steel-wheel rollers).

Di tahun 1970-an, krisis energi mendorong munculnya aspal daur ulang sehingga aspal menjadi material yang paling sering didaur ulang di Amerika – lebih dari 70 juta metrik ton per tahunnya. Inovasi besar dalam industri aspal dewasa ini sebenarnya berasal pengembangan- pengembangan dari metode dan peralatan daur ulang.

Selain itu, industri aspal telah mengembangkan material yang lebih maju termasuk Open Graded Friction Course (OGFC), Superpave, and Stone Matrix Asphalt (SMA), yang juga disebut gap-graded Superpave.

Inovasi terbaru hari ini termasuk pengembangan aspal untuk mengurangi kebisingan, ketahanan yang lebih baik (usia pemakaian), perbaikan untuk anti selip atau tergelincir, mengurangi dampak dari musim hujan, dan permukaan jalan yang lebih halus untuk pengalaman berkendara yang lebih nyaman.

Jenis-Jenis Aspal

Jenis Aspal Berdasarkan Sumbernya

  • Aspal Alam

Aspal alam berasal dari gunung, sering juga disebut rock asphalt. Contohnya adalah aspal dari Pulau Buton di Sulawesi Tenggara. Aspal dari pulau ini diperkirakan bisa menyuplai 80% kebutuhan aspal dunia dan terkenal dengan sebutan Asbuton. Penggunaannya sudah dimulai sejak tahun 1920. Aspal alam asbuton yang belum disaring masih mengandung berbagai material kasar, halus, dan mikro, dan kadar bitumennya bervariasi. Jika sudah disaring atau dimurnikan dengan proses kimia, maka akan menjadi aspal murni.

Aspal lain ada di Trinidad dan Tobago, dan disebut aspal Bermudez. Aspal ini ditemukan di daerah danau.

  • Aspal Buatan

Aspal jenis ini berasal dari sisa proses distilasi minyak bumi. Jadi saat minyak mentah dimurnikan dalam beberapa kali penyulingan menghasilkan bahan bakar kendaraan seperti bensin, solar, dan minyak tanah (sudah tidak beredar lagi). Sisa yang terakhir dari proses inilah yang menjadi aspal, disebut asphaltic base crude oil atau mixed base crude oil yang mengandung parafin. Yang lebih sering dipakai untuk mengeraskan jalan adalah asphaltic base crude oil.

Jenis Aspal Berdasarkan Bentuknya

Beberapa macam aspal yang ada dan dipakai berdasarkan bentuknya pada suhu ruangan adalah:

  • Aspal Padat atau Panas

Aspal jenis ini disebut juga semen aspal atau asphalt cement. Dengan bentuknya yang padat maka sebelum digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Itu sebabnya kita sering melihat para pekerja jalan “merebus” aspal sebelum digunakan.

  • Aspal Cair atau Dingin

Dikenal juga dengan nama Cut Back Asphalt, aspal jenis ini digunakan dalam keadaan dingin atau cair. Ada tiga jenis aspal ini dilihat dari kecepatan penguapannya:

RC (Rapid Curing Cut Back)

Paling cepat menguap (dilarutkan dengan premium) dan biasanya digunakan sebagai lapisan perekat atau lapisan resap pengikat.

MC (Medium Curing Cut Back)

Menguap dengan kecepatan sedang dan dilarutkan dengan minyak tanah.

SC (Slow Curing Cut Back)

Paling lambat dalam penguapan, biasanya dilarutkan dengan solar dan digunakan sebagai pelapis utama (prime coat) dan sebagai lapisan pengikat debu.

  • Aspal Emulsi

Jenis aspal yang dicampur dengan air dengan perbandingan kurang lebih 60% aspal dan 40% air ditambah dengan pengemulsi. Digunakan dalam bentuk cair dan kondisi dingin. Nah, sekarang setelah kita melihat sejarah dan jenis-jenis aspal, tentunya pengetahuan bertambah. Dan penting juga untuk kita menghargai jalan raya beserta para pekerja yang membuatnya untuk kenyamanan kita penggunanya.

Nah, sekarang setelah kita melihat sejarah dan jenis-jenis aspal, tentunya pengetahuan bertambah. Dan penting juga untuk kita menghargai jalan raya beserta para pekerja yang membuatnya untuk kenyamanan kita penggunanya.


Seri lengkap mengenai Jalan:

  1. Jalan dari Masa ke Masa
  2. Teknik Stabilisasi Jalan
  3. Bahan Perkerasan Jalan
  4. Teknologi Perawatan dan Pembangunan Jalan
  5. Jalan Tol: Sejarah, Jenis dan Pemeliharaannya
  6. Jalan Makadam – Batu-Batu Pembentuk Jalur yang Terabaikan
  7. Perencanaan Pengawasan Jalan
  8. Perbandingan Jalan Aspal vs Jalan Beton
  9. Bagian-bagian Jalan

Penulis: Surya Irawan

Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.

Scroll to Top