Jalan tol merupakan infrastruktur yang cukup penting dari infrastruktur transportasi, yang mana jalan tol ini dapat menghubungkan kota-kota dan daerah di sekitarnya. Pada artikel ini kita akan mempelajari tentang jalan tol, baik dari segi sejarah, jenis-jenis jalan tol hingga pemeliharaan terhadap jalan tol.
Sejarah Jalan Tol
Sejak dari zaman dahulu hingga saat ini, jalan tol memiliki fungsi yang sama, yakni sebagai sebuah jalan yang perlu bayar terlebih dahulu untuk lewat. Tetapi, jalan tol ini memiliki sejarahnya masing-masing.
Romawi Kuno
Peradaban Romawi Kuno dikenal karena membangun sistem jalan raya yang sangat maju. Mereka membangun jaringan jalan “viae” yang menghubungkan kota-kota besar dan wilayah-wilayah di seluruh Kekaisaran Romawi. Beberapa dari jalan-jalan ini memiliki sistem tarif tol, yang digunakan untuk membiayai perawatan dan perluasan infrastruktur jalan raya.
Contoh dari jalan tol ini adalah tol yang dibangun pada tahun 312 SM dengan nama Tol Appian Way yang menghubungkan Roma dengan Capua. Tujuan dibangunnya jalan tol ini adalah untuk mempercepat mobilitas pasukan dan barang serta meningkatkan keamanan perjalanan.
Jepang Abad pertengahan
Di Jepang, pada abad pertengahan, dikenal sebagai zaman Edo (1603-1868), terdapat sistem jalan tol yang dikenal sebagai “kyodō.” Jalan-jalan ini diawasi dan dikelola oleh pemerintah shogun, dan pengguna jalan harus membayar tol untuk melintasinya. Sistem jalan tol ini membantu menjaga keamanan dan pemeliharaan jalan-jalan tersebut.
Jerman dan Awal Mula Munculnya Jalan Tol Modern
Konsep jalan tol modern pertama kali muncul di Jerman pada awal abad ke-20. Pada tahun 1909, Jerman membuka jalan tol pertama yang mirip dengan jalan tol modern, yang dikenal sebagai “Autobahn.” Autobahn awalnya dibangun untuk keperluan militer, tetapi kemudian berkembang menjadi jaringan jalan tol sipil yang menghubungkan kota-kota besar di Jerman.
Setelah membahas tentang jalan tol di dunia, saatnya kita masuk sejarah jalan tol di Indonesia
Awal Mula: Era Kolonial
Pada awal abad ke-20, masa penjajahan Belanda, pembangunan jalan tol dimulai dengan proyek jalan tol pertama di Indonesia, yaitu jalan tol yang menghubungkan Batavia (sekarang Jakarta) dan Bogor. Proyek ini diinisiasi untuk memfasilitasi mobilitas dan distribusi hasil pertanian. Namun, pembangunan jalan tol pada masa tersebut masih terbatas dan belum memiliki cakupan yang luas.
Perkembangan Pasca Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pembangunan jalan tol kembali mendapat perhatian yang lebih serius. Pada tahun 1978, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang No. 5 tentang Jalan Raya, yang memberikan dasar hukum untuk pembangunan jalan tol modern. Ini menjadi tonggak penting dalam sejarah jalan tol di Indonesia.
Pembangunan jalan tol yang dimulai dari tahun 1975 ini dilakukan oleh pemerintah dengan dana dari anggaran pemerintah dan pinjaman luar negeri yang diserahkan kepada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. sebagai penyertaan modal. Barulah pada tahun 1978 jalan tol tersebut bisa digunakan dengan nama jalan tol Jagorawi dengan panjang 59 km (termasuk jalan akses) yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi.
Era Pembangunan Jaringan Jalan Tol
Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah melihat perkembangan yang pesat dalam pembangunan jaringan jalan tol. Proyek-proyek besar telah diluncurkan di seluruh negeri untuk menghubungkan kota-kota besar dan meningkatkan konektivitas. Hal ini memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat.
Pada tahun 1987, sektor swasta mulai terlibat dalam pembangunan jalan tol sebagai operator melalui penandatanganan perjanjian kuasa pengusahaan (PKP) dengan PT Jasa Marga. Dengan keterlibatan swasta ini, hingga tahun 2007, panjang jalan tol yang telah dibangun mencapai 553 km.
Semua sejarah jalan tol tersebut awalnya digunakan untuk memudahkan mobilisasi yang mana lambat laun bisa mempengaruhi suatu perekonomian di daerah-daerah sekitar tol.
Bahkan menurut jurnal yang ditulis oleh Septian dan Ahmad yang mengatakan bahwa daerah yang dilewati oleh jalan tol memiliki perkembangan di bidang ekonomi yang berbeda-beda. Pembangunan jalan tol memberikan manfaat yang lebih besar bagi daerah yang menjadi tujuan perjalanan, sementara daerah yang bukan tujuan perjalanan cenderung tidak mendapatkan keuntungan yang signifikan.
Jenis-Jenis Jalan Tol
Setelah membahas tentang sejarah jalan tol dari dunia hingga sejarah di Indonesia, barulah kita masuk ke penjelasan tentang jenis-jenis jalan tol. Jalan tol itu sendiri memiliki beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
Jalan Tol Cerdas
Jalan tol cerdas mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan manajemen lalu lintas. Ini mencakup penggunaan sistem otomatisasi pembayaran tol, kamera pemantauan, sistem manajemen lalu lintas berbasis sensor, dan penerapan konsep jalan tol pintar yang dapat beradaptasi dengan kondisi lalu lintas yang berubah.
Contoh dari penggunaan jalan tol cerdas ini adalah penggunaan pembayaran dengan e-toll, sehingga tidak perlu menggunakan pembayaran manual antara driver dan petugas tol, tetapi langsung membayar via kartu dan memotong saldo dari kartu tersebut.
Jalan Tol Ramah Lingkungan
Jalan tol ramah lingkungan berfokus pada pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan. Ini melibatkan penggunaan teknologi dan praktik konstruksi yang berkelanjutan, termasuk penggunaan material daur ulang, pemantauan polusi udara, dan perlindungan ekosistem sekitarnya.
Contoh dari tol ramah lingkungan ini adalah tol yang menggunakan lampu LED untuk penerangan saat malam hari yang mana membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon.
Jalan Tol Berkecepatan Tinggi
Jalan tol berkecepatan tinggi dirancang khusus untuk mengakomodasi kendaraan berkecepatan tinggi. Mereka biasanya memiliki konstruksi yang kuat, rancangan kurva yang halus, dan pemeliharaan rutin untuk menjaga keamanan pada kecepatan tinggi.
Di Indonesia tol jenis ini tidak ada, tetapi contohnya adalah Interstate Highways di Amerika Serikat yang menghubungkan antar negara bagian di seluruh Amerika, dari yang sebelumnya menempuh perjalanan yang jauh hingga memakan waktu sebulan lebih, dengan tol ini membuat dapat ditempuh selama empat hari saja antar negara bagian.
Pemeliharaan Jalan Tol
Setelah mengetahui jenis-jenis jalan tol yang ada, selanjutnya kita perlu mengetahui tentang pemeliharaan jalan tol. Setiap jenis pemeliharaan memiliki peran penting dalam untuk menjaga jalan tol dapat beroperasi dengan baik.
Berikut adalah jenis-jenis pemeliharaan jalan tol:
- Pemeliharaan Rutin yang bertujuan untuk menjaga jalan tol tetap aman dan nyaman untuk pengendara.
- Pemeliharaan Berkala melibatkan tindakan yang lebih intensif, seperti perbaikan permukaan jalan, perawatan struktur jembatan, atau penggantian perlengkapan lalu lintas. Ini dilakukan secara berkala untuk memperpanjang umur pakai jalan tol.
- Pemeliharaan Khusus melibatkan tindakan yang lebih rumit, seperti perbaikan besar pada jalan tol, pembaharuan jaringan listrik, atau perbaikan besar lainnya. Ini dilakukan untuk memperbaiki infrastruktur yang mungkin mengalami kerusakan berat.
- Pemeliharaan Preventif bertujuan untuk mencegah kerusakan yang lebih serius dengan melakukan perbaikan dan perawatan sebelum kerusakan terjadi. Ini membantu mempertahankan jalan tol dalam kondisi baik.
- Pemeliharaan Adaptif melibatkan pemantauan dan penilaian kondisi jalan tol secara real-time menggunakan sensor dan teknologi canggih. Ini memungkinkan penyesuaian cepat untuk mengatasi masalah yang muncul.
Itulah penjelasan dari sejarah tol, jenis-jenis tol hingga pemeliharaan jalan tol.
Referensi:
- Ward-Perkins, B. (2015). The Fall of Rome: And the End of Civilization. Oxford University Press.
- https://profilbaru.com/blog/artikel/Mengungkap-Misteri-Jalan-Tol-Pertama-di-Dunia-Sejarah-Manfaat-dan-Keberhasilan-dalam-Meningkatkan-Mobilitas#:~:text=Sejarah%20jalan%20tol%20pertama%20di%20dunia%20membawa%20kita%20kembali%20ke,ini%20menghubungkan%20Roma%20dengan%20Capua. Diakses pada 13 Oktober 2023 pukul 14:20
- Huffman, J. L. (2006). Japan in World History. Oxford University Press.
- Nagler, S. (2009). Autobahn: A Symbol of Freedom and Control in the German Democratic Republic. Central European History, 42(2), 279-308.
- Pramono, H., Wignyosumarto, S., & Adiyudono, B. (2009). Historical Development of Indonesian Toll Roads. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 8, 2514-2526.
- Sumarsono, R. (2007). Policy Implementation Model on the Development of Toll Roads in Indonesia. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 7, 1447-1460.
- https://bpjt.pu.go.id/konten/jalan-tol/sejarah Diakses pada 13 Oktober 2023 pukul 14:25
- Silvianti, I., & Sjahruddin, H. (2017). The Impact of Toll Roads on Regional Economic Development in Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15(1), 41-52.
- https://bpjt.pu.go.id/konten/jalan-tol/sejarah Diakses pada 13 Oktober 2023 pukul 14:25
- Septian Andi Prasetyo dan Ahmad Djunaedi (2019) Perubahan Perkembangan Wilayah Sebelum dan Sesudah Pembangungan Jalan Tol, Vol. 3 No. 1 [p.61-74]
- Hu, S., & Lu, J. (2016). Design and Implementation of a Cloud-Based Smart Toll System. Journal of Sensors, 2016, 3724093
- Ma, S., Yang, M., & Li, Y. (2019). An Integrated Framework for Green Toll Roads: A Case Study in China. Sustainability, 11(10), 2710.
- Li, Y., & Ding, L. (2017). Characteristics and Influencing Factors of Accidents on High-Speed Toll Roads: A Case Study in China. Traffic Injury Prevention, 18(6), 616-623.
- Interstate Highway: Proyek Infrastruktur Ambisius Amerika Serikat | KASKUS diakses pada 13 Oktober 2023 pukul 15:02
- https://pu.go.id/berita/tingkatkan-keselamatan-dan-kenyamanan-pengendara-dilakukan-pemeliharaan-jalan-tol-dalam-kota-dan-tol-prof-dr-ir-sedyatmo-di-sejumlah-titik diakses pada 13 Oktober 2023 pukul 15:11
- Al-Khateeb, G., et al. (2019). Optimizing the Scheduling of Periodic Maintenance for Pavement Markings in Road Networks. Journal of Transportation Engineering, Part B: Pavements, 145(4), 04019014.
- Hajialiakbari, F., et al. (2021). Modeling Network Level Impacts of Specialized Maintenance Activities on Pavement Markings using Clustering Techniques. Journal of Transportation Engineering, Part B: Pavements, 147(1), 04020031.
- Yadav, A., & Maheshwari, S. (2020). Optimization of Preventive Maintenance Schedule for Bridges Considering Users’ Costs and Network Risks. Structure and Infrastructure Engineering, 16(11), 1474-1490.
- Zhao, Y., et al. (2018). An Adaptive Maintenance Model for Winter Service Using a Case Study of North Dakota. Transportation Research Part A: Policy and Practice, 112, 1-14.
Seri lengkap mengenai Jalan:
- Jalan dari Masa ke Masa
- Teknik Stabilisasi Jalan
- Jenis dan Asal-Usul Jalan Aspal
- Bahan Perkerasan Jalan
- Teknologi Perawatan dan Pembangunan Jalan
- Jalan Makadam – Batu-Batu Pembentuk Jalur yang Terabaikan
- Perencanaan Pengawasan Jalan
- Perbandingan Jalan Aspal vs Jalan Beton
- Bagian-bagian Jalan
Penulis: Surya Irawan
Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.