5 Inovasi Teknologi dalam Industri Konstruksi

Pada era ini, kemajuan teknologi sudah menyentuh pada bidang konstruksi, dapat dilihat dari berbagai sarana dan prasarana, infrastruktur, serta bangunan modern dengan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun. Teknologi pada industri konstruksi memprioritaskan fungsi bangunan dibanding estetika atau dekorasi sebagai hiasannya.

Inovasi Teknologi dalam Industri Konstruksi

Berikut ini beberapa inovasi teknologi dalam industri konstruksi yang bisa diterapkan pada infrastruktur modern.

1. Drone dan Satellite Imaging

Penggunaan drone dalam bidang konstruksi semakin populer karena kemampuannya yang bisa mempercepat survei dan memantau proyek secara real time. Fungsi drone juga bisa digunakan dalam pengambilan gambar atau video dari ketinggian.

Hal ini memungkinkan para ahli konstruksi untuk mengecek lokasi yang sulit dijangkau dan mengamati kemajuan proyek. Kegunaan drone juga bisa dimanfaatkan untuk pemetaan lokasi dan pengumpulan data topografi yang akurat.

Satellite imaging merupakan teknologi canggih dalam industri yang berkembang untuk berbagai tujuan pembangunan. Fungsi dari satellite imagery atau citra satelit ini di antaranya untuk merencanakan pembangunan suatu wilayah, merencanakan rute perjalanan di perkotaan, hingga dapat digunakan sebagai respons bencana alam. Citra satelit banyak digunakan oleh profesional untuk perencanaan tata ruang, penentuan lokasi proyek infrastruktur dan konstruksi, pemetaan geografis dan masih banyak lagi.

Perbedaan drone dan satellite imagery yaitu terletak pada jangkauannya. Satelit beroperasi lebih tinggi daripada drone sehingga memberikan cakupan atau skala yang lebih luas. Tetapi, jangkauan yang lebih luas tersebut juga mempunyai kelemahan yaitu berupa detail yang lebih sedikit serta pandangan yang sering kali terganggu oleh awan dan hambatan lainnya.

2. Penerapan Konsep Modular Design

Konsep modular design merupakan metode konstruksi yang dilaksanakan dengan cara fabrikasi. Konsep ini memungkinkan struktur bangunan dibuat di tempat lain tanpa harus dibangun langsung pada lokasi proyek.

Selanjutnya, struktur bangunan yang telah rampung akan dipindahkan ke lokasi proyek dengan bantuan alat berat untuk nantinya saling dipasang dan dihubungkan satu sama lain. Cara ini terbukti efisien karena pembangunan proyek menjadi lebih cepat dan dapat membantu proses pembangunan skala besar di lokasi terpencil.

Selain proses pengerjaan proyek bisa dikontrol secara langsung dengan lebih baik, keunggulan lainnya dari konsep modular ini juga lebih fleksibel. Saat bangunan membutuhkan pembaharuan atau tidak digunakan lagi, bagian-bagian konstruksinya bisa dibongkar dan setelah itu direlokasi ke tempat lain.

Biaya konstruksi dengan konsep modular design tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti jenis dan desain bangunan, skala proyek, lokasi, peralatan, material, dan lain sebagainya. Tetapi, ketika dibandingkan dengan cara konvensional, biaya pembangunan dengan metode modular bisa dikatakan jauh lebih terjangkau.

3. Tools Konstruksi Berbasis AI dan IoT

Artificial Inttelligence atau AI diprediksi akan meningkatkan potensi kreatif dan problem solving, khususnya pada konteks industri konstruksi.

Sektor konstruksi sering kali menghadapi kompleksitas yang tinggi dalam pengerjaannya seperti standar desain konstruksi dan margin yang ketat, jaringan rantai pasok yang luas, hingga perencanaan yang terperinci.

Hal ini mengakibatkan sektor konstruksi sangat bergantung dengan informasi yang kompleks dan rumit dalam bentuk data tidak terstruktur, seperti dokumen, tulisan tangan, gambar, dan lain sebagainya. Dari sini AI merupakan teknologi yang dapat dilatih untuk menyimpan berbagai macam parameter tersebut agar dapat memberikan wawasan baru serta mendukung manusia dalam proses pengambilan keputusan.

Selain itu, ada juga Internet of Things (IoT) yang sudah banyak membuat pembaruan dalam bidang konstruksi terutama dalam memantau dan mengelola proyek.

Dengan memanfaatkan sensor pintar dan perangkat IoT, seorang ahli profesional konstruksi bisa mengumpulkan data secara real time tentang keamanan lokasi proyek, konsumsi energi, dan performa peralatan konstruksi. Data tersebut memberikan wawasan yang bisa memantu dalam menerapkan perawatan bangunan, meningkatkan efisiensi proyek, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

4. Teknologi Augmented Reality (AR)

Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang dimanfaatkan untuk melihat realitas fisik di sekelilingnya dengan tambahan unsur digital. Pada konstruksi bangunan, AR digunakan untuk memperlihatkan model 3D di lokasi konstruksi fisik. Hal tersebut memungkinkan para ahli konstruksi dapat melihat tata bangunan dalam skala aslinya dan memprediksi keefektifan bangunan tersebut di lokasi proyek.

Teknologi AR sudah banyak melakukan revolusi di berbagai sektor dan berdampak cukup besar pada dunia konstruksi. Pasalnya, teknologi ini bisa mengawasi setiap bagian proyek termasuk dalam hal desain proyek, pemantauan kinerja, keselamatan bangunan, dan masih banyak lagi.

Melalui Augmented Reality berguna untuk melakukan interaksi dengan memberikan umpan balik secara langsung agar dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik sebelum proyek konstruksi dimulai. Saat proyek berlangsung, teknologi ini juga dapat membantu mengurangi kesalahan serta mempercepat proses pembangunan dengan penggambaran visual yang lebih nyata.

5. Building Information Modeling (BIM)

Building Information Modeling atau lebih populer disebut BIM merupakan tumpuan bagi inovasi dalam bidang konstruksi. Teknologi ini digunakan untuk pengilustrasian model digital dalam bentuk 3D pada sebuah bangunan. Selain itu, BIM juga memungkinkan untuk para ahli konstruksi dalam mengelola dan melakukan kolaborasi proyek secara efektif.

Dengan memanfaatkan teknologi BIM, seorang kontraktor, arsitek, insinyur, atau seluruh bagian yang terlibat dalam proyek dapat melihat keseluruhan desain dari segala sudut serta memperkirakan potensi masalah sebelum konstruksi fisik dimulai. Hal ini juga memungkinkan mereka untuk melakukan revisi atau perubahan pada model 3D tersebut, akibatnya risiko kesalahan pada konstruksi fisik dapat dikurangi.

Saat ini, BIM mulai membuat inovasi terbarunya untuk industri konstruksi yaitu dengan penggantian cetak biru tradisional serta dijadwalkan akan melakukan transisi dari model 3D ke 5D dalam waktu dekat.

 

Referensi:

https://medium.com/supervisionearth/satellite-vs-drone-imagery-knowing-the-difference-and-effectiveness-of-supervision-earths-90e98b78777c

Apa itu Satellite Imagery dan Penerapannya di Indonesia

Penulis: Surya Irawan

Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.

Scroll to Top