Kolom adalah bentuk tekan vertikal rangka struktur bangunan yang memikul beban balok. Kolom menjadi salah satu elemen tekan bangunan dengan peranan sangat penting dan ada cukup banyak jenis kolom. Lewat pembahasan kali ini, Anda bisa tahu mengenai peran kolom pada bangunan, desain kolom, dan jenis-jenisnya.
Sejarah Kolom Bangunan
Baik itu sistem balok bangunan maupun kolom sudah digunakan sebagai elemen konstruksi dari zamannya Mesir kuno. Penggunaan elemen-elemen ini berlangsung dari kurang lebih tahun 3100 yaitu sebelum Kristus lahir. Sampai pada akhirnya diserap kekaisaran Romawi (tahun 30 SM).
Selain Mesir Kuno, sistem elemen bangunan ini juga dipakai pada zaman Romawi kuno dan Yunani kuno. Sementara dalam konstruksi bangunan modern, column-beam-slab sudah diterapkan pada semua struktur bangunan. Tentunya dilengkapi dengan inovasi penggunaan bahan bangunan serta penerapan teknologi terbaru juga.
Beban umumnya disalurkan menuju dinding atau kolom lewat elemen balok, lalu turun ke bagian fondasi. Selanjutnya disalurkan ke tanah sebagai pendukung di bagian bawahnya. Kolom bisa kita definisikan sebagai salah satu elemen struktur bangunan vertikal yang bisa mentransmisikan beban tekan. Kegagalan kolom bisa saja mengakibatkan keseluruhan struktur runtuh.
Maka dari itu, desain kolom bisa dibilang sangat penting. Pada industri konstruksi yang modern, sebagian besar kolom dibangun dengan beton. Material lain seperti baja, kayu, cellular pvc, fiber-reinforced, aluminium, dan polymer juga telah digunakan.
Pemilihan material akan berdasarkan biaya, skala, dan juga penerapannya untuk proyek konstruksi.
Jenis-jenis Kolom Bangunan
Mungkin kolom yang saat ini menahan atap rumah Anda terlihat sederhana, meski begitu sejarahnya cukup panjang dan bahkan rumit. Ada beberapa kolom yang berakar dari arsitektur klasik baik itu dari Roma maupun Yunani kuno.
Berikut ini akan dijelaskan jenis atau gaya kolom bangunan yang mungkin bisa Anda jadikan inspirasi.
- Kolom Doric
Modelnya polos dengan poros bergalur, kolom Doric merupakan salah satu yang paling sederhana dan merupakan gaya Klasik Yunani kuno. Doric sering ditemukan pada banyak sekolah dengan gaya neo-klasik umum, gedung-gedung pemerintah dan perpustakaan.
Walau kolom Doric termasuk yang sederhana, para pemilik rumah banyak yang ragu-ragu memilih kolom bergalur ini. Tuscan merupakan jenis kolom yang lebih tangguh sehingga lebih populer. Meski begitu, kolom Doric mampu menambahkan nuansa agung.
- Kolom Ionic
Ionic lebih berornamen dan lebih ramping dari Doric, kolom Ionik menjadi salah satu andalan saat jaman Orde Yunani. Terdapat ornamen dengan gulir atau gaya lainnya, dan di bagian atas porosnya terdapat karakteristik tertentu. Ada cukup banyak rumah saat abad ke-19 yang memakai gaya Yunani atau Neoklasik yang memakai kolom ionik di pintu atau titik masuk.
Gaya kolom Ionic lebih megah kalau dibandingkan Doric tetapi Ionic tidak secemerlang Korintus.
- Kolom Korintus
Kolom dengan gaya Corinthian paling mewah saat zaman Ordo Yunani dan setelahnya. Kolom ini rumit dan kompleks, bagian atas kolom Korintus dilengkapi ornamen yang diukir dan mewah. Ukirannya bisa menyerupai bunga atau dedaunan.
Kolom Korintus sering ditemukan pada banyak bangunan pemerintah atau bangunan publik penting. Dengan skala kemegahan yang tinggi, Korintus terlihat mahal, sehingga kolom ini jarang dipakai pada bangunan rumah-rumah.
Sekalinya digunakan, kolom akan diperkecil dari segi ukuran maupun kemewahannya. Di Roma dan Yunani, kolomnya dirancang dengan memakai acanthus, yaitu tanaman lingkungan Mediterania.
- Kolom Komposit
Sekitar abad SM pertama, orang-orang Romawi coba menggabungkan arsitektur Korintus dan Ionic untuk mendapatkan gaya komposit. Komposit ini adalah kolom bangunan yang disebut “Klasik” asalnya Roma kuno, tapi dibuat setelah Korintus. Kolom Korintus lebih kokoh tapi kurang halus.
Peran Kolom Bangunan dalam Estetika Bangunan
Sifat kolom adalah fungsional sekaligus dekoratif sehingga berperan untuk menunjang estetika bangunan. Sama dengan detail arsitektural, elemen kolom jika keliru dibuat, bisa mengganggu arsitektur. Kalau dilihat secara estetika, elemen kolom rumah harus dipilih dengan tepat.
Contoh Bangunan-bangunan dengan Kolom Bangunan Terbaik
Berikut contoh-contoh beberapa bangunan yang mampu berhasil memakai kolom bangunan.
- Kolom Doric pada kawasan Residensial Upstate NY
- Kolom Ionic pada Rumah Orlando Brown, Ionic dicirikan dengan volume berputar dan tampak seperti sebuah tanduk bison. Kolom Ionic tersebut untuk menyesuaikan martabat pemiliknya.
- Lincoln Memorial memperlihatkan arsitektur bangunan publik Washington DC yang mampu memanfaatkan dengan baik kolom Doric. Terdapat elemen tugu simbolik pemimpin yang digambarkan jatuh.
- Jefferson Memorial, bentuk arsitektur Neoklasik di Washington lainnya. Memakai kolom Ionik agar menciptakan pintu megah nan Klasik pada struktur bangunan berkubah tersebut.
- Fasad NYSE (Bursa Efek) menciptakan gaya Corinthian Colonnade perkasa.
Desain Kolom Bangunan yang Efektif
Desain kolom bisa berpengaruh terhadap estetika bangunan. Skala kolom yang digunakan harus tepat, kolom juga harus memakai materi yang berdasarkan sejarah. Bagian atas, panjang atau poros, dan juga dasarnya harus sesuai apa pun itu gaya kolomnya.
Agar mengejar target estetika, biasanya kolom rumah mempunyai lebar yang setebal dindingnya, kurang lebih 15 cm, kolom pun tidak terlalu menonjol. Kolom melingkar merupakan salah satunya yang tetap mengutamakan nilai estetika. Ada pun kolom batu yang sering diandalkan untuk menambah estetika bangunan.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan saat melakukan desain kolom agar efektif, berikut beberapa di antaranya:
Estetika
Menghias kolom memakai fitur dekoratif merupakan salah satu poin utama. Anda bisa memakai veneer batu misal sebagai aksen fitur visual. Sebagian besar kolom bangunan mempunyai dua bagian yaitu pilar utama dan footer.
Konsistensi
Kolom harus dibuat terus menerus dari lantai paling bawah sampai ke lantai atas. Letak kolom-kolom tidak boleh digeser untuk setiap lantainya. Kalau digeser, bisa menghilangkan kekakuan struktur rangka.
Penyesuaian
Pada umumnya kolom memiliki ukuran yang semakin kecil jika semakin atas. Tapi tetap harus disesuaikan juga sesuai beban bangunan. Perubahan dimensi kolom harus diperhatikan dengan baik agar lajur kolom punya kekakuan sama.
Material Kolom Bangunan
Umumnya material struktur kolom adalah beton dan besi. Keduanya gabungan jenis material yang mampu tahan tekanan dan tarikan. Besi menjadi jenis material yang mampu tahan tarikan, sementara beton tahan tekanan.
Kombinasi keduanya memungkinkan kolom maupun bagian struktur lain mampu menahan gaya tarik maupun gaya tekan bangunan. Jika ditinjau dari fungsi, material yang membentuk beton yaitu air dan semen. Pasta semen bisa berfungsi merekatkan bersama agregat halus untuk membentuk mortar agar dapat mengikat agregat yang kasar untuk menjadi kesatuan kompak.
Batu kerikil atau agregat kasar bisa menjadi pengisi agar memberikan kekuatan struktur dan bisa memperkecil penyusutan juga. Mortar bisa menutupi agregat kasar yang setelah mengeras bisa menjadi kesatuan yang padat dan kompak.
Perawatan Kolom Bangunan
Masalah umum struktur kolom adalah keretakan. Biasanya disebabkan pemilihan material yang kurang berkualitas. Pengukuran dimensi yang tidak sesuai juga bisa mengakibatkan keretakan kolom. Sesuai tingkat kerusakannya, keretakan kolom ada dua jenis, retak struktur dan retak rambut.
Retak berukuran tidak lebih dari 2 mm adalah retak rambut. Retak berukuran 2 mm lebih adalah retak struktur. Agar mencegah keretakan lebih parah, apa pun itu jenis retaknya, harus diperbaiki secepat-cepatnya dengan tepat.
Metode paling sering diterapkan yaitu injeksi epoxy. Anda bisa menyuntikkan bahan-bahan campuran epoxy di bagian-bagian kolom yang retak. Permukaan yang tadinya kopong atau retak bisa terisi kembali, akan digunakan juga bahan penambal kuat agar lebih kokoh. Bahan epoxy bisa Anda dapatkan lewat toko bangunan, harganya juga terjangkau.
Demikian pembahasan kali ini seputar kolom bangunan, semoga bisa bermanfaat.
Seri lain dalam topik konstruksi:
- Konstruksi: Sejarah, Perkembangan hingga Penggunaan Teknologi Masa Kini
- Pentingnya Keamanan dan Kestabilan Bangunan
- Sistem Plumbing Bangunan
- Sistem Kelistrikan atau Elektrikal Gedung
- Arsitektur Hijau
- Fondasi Bangunan
- Bangunan dalam Zona Gempa
- Tips Mengatur Warna dan Pencahayaan Bangunan
- Tugas Quality Control Proyek Konstruksi
- Perencanaan dan Desain Bangunan
Penulis: Surya Irawan
Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.