Seperti Apa Tugas Quality Control Proyek Konstruksi?

Quality control proyek konstruksi

Pengendalian mutu atau quality control (QC) merupakan bagian dari manajemen mutu untuk memastikan bahwa produk atau jasa sesuai dengan ketentuan. QC sendiri adalah sebuah metode kerja yang memfasilitasi pengukuran karakteristik mutu dari sebuah unit, membandingkan mutunya dengan standar yang telah ditetapkan, dan menganalisis perbedaan antara hasil yang diperoleh dengan yang dikehendaki untuk membuat keputusan yang akan membenahi perbedaan yang teridentifikasi.

Di dalam proyek konstruksi, terdapat yang namanya spesifikasi teknis yang menjelaskan jenis pengendalian untuk memastikan proyek berjalan dengan benar. Dan di dalam spesifikasi teknis, Anda bisa temukan tak hanya produk dan material saja, tapi juga eksekusi atau pelaksanaan serta penyelesaian proyek konstruksi.

Tugas Quality Control Proyek Konstruksi

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk pengendalian mutu dalam proyek konstruksi bangunan didasarkan pada inspeksi atau verifikasi hasil akhirnya. Hal ini dilakukan untuk mengecek mutu bangunan sebelum diserahkan ke klien. Dan jika ada pengerjaan yang hasilnya tidak sesuai ketentuan, kontraktor pun bisa segera melakukan perbaikan. Jenis pengendalian mutu yang satu ini juga disebut sebagai kontrol akhir.

Hanya saja, cara ini umumnya dilakukan oleh orang-orang yang tidak terlibat dalam aktivitas proyek konstruksinya sendiri. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan bisa lebih tinggi dan tindakan pencegahan maupun rencana peningkatan mutu kemungkinan besar tidaklah efektif.

Oleh karena itu, kontraktor harus bisa mengurangi biaya yang disebabkan oleh pengerjaan bermutu buruk seminimal mungkin. Tak hanya itu, kontraktor pun wajib memastikan bahwa hasil akhirnya sesuai dengan ketentuan klien. Untuk mewujudkannya, kontrol internal maupun eksternal umum dilakukan dalam proyek konstruksi.

Contohnya kontrol kualitas dan jumlah semen yang diterima kontraktor oleh pihak independen, kontrol atas pengerjaan las oleh manajer proyek sebagai perwakilan klien, atau kontrol internal yang ditetapkan perusahaan kontraktor untuk proses pengerjaan pembangunan gedung.

Dengan demikian, bisa Anda simpulkan pula bahwa SDM yang bertanggung jawab di bidang pengendalian mutu proyek konstruksi wajib memiliki pemahaman yang mendetail tentang spesifikasi teknik maupun metode saat melakukan pemeriksaan mutu.

Secara garis besar, tugas dari quality control di dalam proyek konstruksi adalah sebagai berikut:

  1. Mengerti, memahami, dan mempelajari spesifikasi teknis dalam sebuah proyek konstruksi.
  2. Menjalankan pemeriksaan alat QC.
  3. Menguji mutu material dan perlengkapan yang digunakan dalam proyek.
  4. Menjalankan serta memeriksa hasil uji atau evaluasi kelayakan hasil di lapangan maupun laboratorium.
  5. Memahami perencanaan mutu untuk proyek yang dikerjakan.
  6. Mencegah risiko perbedaan ataupun penurunan mutu proyek.
  7. Membuat dan mempersiapkan bahan laporan mengenai pengendalian mutu.
  8. Memastikan metode kerja, spesifikasi teknis, dan efisiensi waktu selaras untuk kelancaran proyek.
  9. Memberikan teguran secara tertulis maupun lisan apabila ada hasil pengerjaan proyek yang ternyata tidak sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
  10. Mempersiapkan dan memberikan data pemeriksaan mutu kepada bagian quality assurance (penjaminan mutu).
  11. Melakukan pemeriksaan dan memastikan mutu pekerjaan terjaga berdasarkan standar dan perjanjian (kontrak) yang telah ditetapkan.

SOP Quality Control Proyek

SOP quality control proyek
Penerapan SOP dsalam proyek konstruksi meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja dan ketidaksesuaian dengan rancangan awal

Dengan tujuan untuk menjamin keseragaman sistem, produk, ataupun proses, perusahaan konstruksi perlu menyusun dokumen yang disebut standard atau SOP (standard operating procedures). Tujuan umum dari adanya standar ini adalah simplifikasi, komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek, efisiensi biaya proyek konstruksi, keamanan dan kesehatan, hingga perlindungan klien.

Di berbagai jenis perusahaan apapun, rangkaian tugas yang dijalankan begitu kompleks sehingga harus ditulis. Tujuannya adalah untuk memastikan konsistensi pelaksanaan tugas secara internal, menyimpan dokumentasinya, dan memastikan bahwa rangkaian tugas tersebut dijalankan secara metodis. Dokumen inilah yang kemudian dikenal sebagai prosedur, yang menjelaskan bagaimana sebuah aktivitas atau proses dijalankan.

Dengan demikian, standar mutu menetapkan ketentuan dari mutu proses proyek konstruksi. Prosedur merupakan dokumen yang disusun perusahaan dengan mempertimbangan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam standar mutu.

Dokumen tersebut harus menyertakan juga tujuan dari prosedur, referensi atau rujukan ke dokumen-dokumen lain, ruang lingkup, metode dan urutan pengerjaan proyek, kriteria mutu yang diterima dan ditolak, poin-poin kontrol yang jadi kunci, dan waktu pelaksanaan inspeksi. Dalam setiap situasi, pengendalian prosedur harus didokumentasikan ke dalam sebuah dokumen catatan.

Baik prosedur teknis maupun administratif sama-sama merupakan bagian dari sistem manajemen mutu. Dalam kasus ini, manual mutu proyek konstruksi menjelaskan secara umum tentang sistem mutu perusahaan konstruksi, sementara prosedur (umum maupun spesifik) menetapkan apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah dicantumkan di dalam manual.

Prosedur dalam SOP quality control proyek konstruksi harus menautkan ketentuan standar ISO dan aktivitas yang dilakukan. Dalam prosedur, Anda juga perlu menyertakan siapa saja pihak yang terlibat, informasi mengenai material dan perlengkapan proyek, dan penjelasan mengenai aktivitas-aktivitas kunci. Setiap perusahaan konstruksi perlu memutuskan apa proses konstruksi yang harus didokumentasikan.

Ketika proyek konstruksi berlangsung, SDM yang bertanggung jawab di bagian pengendalian mutu memegang peran yang krusial. Pasalnya, mereka memastikan bahwa setiap komponen konstruksi telah memenuhi standar. Dan di lapangan, bagian pengendalian mutu memiliki hak veto untuk menolak apabila hasil pengerjaan ternyata tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

 

Seri lain dalam topik konstruksi:

  1. Konstruksi: Sejarah, Perkembangan hingga Penggunaan Teknologi Masa Kini
  2. Pentingnya Keamanan dan Kestabilan Bangunan
  3. Sistem Plumbing Bangunan
  4. Sistem Kelistrikan atau Elektrikal Gedung
  5. Kolom Bangunan
  6. Arsitektur Hijau
  7. Fondasi Bangunan
  8. Bangunan dalam Zona Gempa
  9. Tips Mengatur Warna dan Pencahayaan Bangunan
  10. Perencanaan dan Desain Bangunan

Penulis: Surya Irawan

Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.

Scroll to Top