Walau lebih mahal dibandingkan bahan kayu, rangka atap baja ringan kini semakin sering digunakan sebagai bahan bangunan.
Salah satu hal yang membuat orang memilih atap baja ringan, adalah daya tahannya yang bisa lebih lama dibanding kayu. Ketahanan baja ringan dalam konstruksi bisa mencapai 25 hingga 50 tahun. Di daerah dingin atau pegunungan bahkan diklaim bisa mencapai 100 tahun.
Bila Anda sedang mempertimbangkan untuk memakai baja ringan sebagai rangka atap, Anda harus membaca ulasan ini hingga tuntas.
Pengertian Baja Ringan
Disebut juga dengan istilah baja tipe canai dingin (Cold Formed Steel – masuk dalam kelompok thin walled), baja ringan adalah material baja yang diproduksi secara massal dengan pendinginan pelat baja.
Salah satu hal yang menjadikannya ringan adalah ketebalan baja yang tidak melebihi 25 mm, umumnya hanya sekitar 0,4 mm sampai 6,4 mm saja dan dibuat dari campuran bahan alumunium dengan seng. Pemakaian baja ringan harus secara hati-hati sekali. Karena baja ringan termasuk kategori elemen struktur tipis, sehingga lebih rentan bengkok.
Pemakaian baja ringan dalam konstruksi biasanya adalah untuk dijadikan atap bangunan seperti gudang, pabrik, rumah, maupun atap gedung parkir.
Kelebihan dan Kekurangan Baja Ringan untuk Rangka Atap
Sebagai bahan pertimbangan Anda, berikut ini adalah pembahasan mengenai kelebihan dan kekurangan memakai baja ringan sebagai rangka atap.
Kelebihan Baja Ringan
Berbagai kelebihan atap baja ringan adalah sebagai berikut:
1. Lebih Tahan Gempa
Bahan baja yang padat dan bobotnya yang ringan, membuat baja ringan menjadi material konstruksi tahan gempa.
Ketika terjadi gempa, beban atap baja ringan akan sanggup ditanggung oleh dinding, tembok, serta struktur konstruksi lain di bawahnya. Hal tersebut dapat meredam efek gempa terhadap bangunan.
2. Tahan Terhadap Api
Selain lebih tahan gempa, rangka atap baja ringan juga dapat diandalkan untuk mengurangi penyebaran api ketika terjadi kebakaran.
Jika dibandingkan kayu yang mudah terbakar, baja sanggup menahan panas api hingga lebih dari 1000 derajat celcius.
Hal tersebut akan membuat baja bisa menghambat meluasnya kebakaran, terutama untuk rumah-rumah yang saling berdekatan seperti di kompleks perumahan.
3. Kebal Serangan Rayap
Kemudian tentu saja, rangka atap baja ringan tidak akan keropos sebab serangan rayap. Jadi Anda tidak perlu merenovasi secara rutin, termasuk tidak perlu lapisan tambahan untuk mencegahnya dirusak rayap.
4. Lebih Mudah Dipasang
Pemasangan baja ringan untuk rangka atap, lebih mudah dilakukan daripada rangka kayu. Bobot yang ringan membuatnya mampu dipasang oleh satu orang tukang saja.
Selain itu, material ini tidak memerlukan penghalusan dengan cara diserut seperti kayu, bentuknya sudah pas untuk disambungkan satu dengan lainnya.
5. Tidak Harus Dicat
Baik secara estetika maupun daya tahan, baja ringan tidak memerlukan pengecatan dalam instalasinya. Jadi Anda bisa mengalokasikan dana pengecatan ke hal yang lain.
6. Mengurangi Perusakan Lingkungan
Dengan menggunakan baja ringan sebagai rangka atap, Anda telah membantu mengurangi perusakan lingkungan, karena tidak memakai kayu yang biasanya diambil dengan menggunduli hutan.
Di sisi lain, ketika bangunan sudah tidak digunakan atau bahkan dirubuhkan, baja ringannya masih dapat digunakan kembali untuk hal lain, termasuk membuat kerajinan tangan.
Kekurangan Baja Ringan
Walau memiliki banyak kelebihan, tentu saja material ini tidak luput juga dari kekurangan, di antaranya adalah:
1. Harganya Lebih Mahal
Salah satu kekurangan yang menjadi alasan utama banyak orang lebih memilih konstruksi selain baja ringan, adalah soal harga.
Jika dibandingkan kayu yang lebih umum digunakan, harga material ini terhitung cukup mahal. Per 6 cm baja ringan dapat mencapai Rp 30.000 sampai dengan Rp 150.000 (harga tahun 2022) tergantung merknya.
Harga tersebut belum termasuk material pendukung lainnya seperti aluminium, sekrup, reng, kanal, atau genteng metal sebagai pelengkap atap rumah.
2. Kurang Fleksibel dan Tanpa Variasi Motif
Memotong baja ringan tidak semudah memotong kayu, hal ini membuatnya menjadi kurang fleksibel ketika ingin membuat variasi konstruksi.
Material ini juga tidak dapat diukir untuk menambah desain artistik pada konstruksi, sehingga tidak cocok bagi masyarakat yang terbiasa mengukir bagian atapnya dengan berbagai ornamen filosofis.
3. Instalasi Membutuhkan Orang yang Ahli
Membuat konstruksi menggunakan baja ringan, butuh ukuran yang presisi dan perhitungan yang tepat. Karena itulah instalasinya tidak semudah rangka kayu yang bisa dikerjakan oleh tukang biasa.
Konstruksi rangka atap baja ringan membutuhkan orang yang ahli atau tukang yang memang sudah berpengalaman memasangnya.
Kesalahan perhitungan dapat menyebabkan malkonstruksi, bahkan yang terburuk bisa mengakibatkan atap roboh.
Jenis dan Ukuran Baja Ringan
Jenis baja ringan yang umum digunakan untuk rangka atap adalah seperti di bawah ini:
Kanal C
Jenis baja ringan ini dibentuk menyerupai huruf C dan biasa digunakan sebagai kanopi maupun langit-langit rumah. Ukurannya adalah 7,5 cm x 3,5 cm, dengan panjang 6 meter dan ketebalan 0,6 – 1 mm.
Hollow
Baja ringan ini dibuat berbentuk balok segi empat dengan bagian dalam yang kopong. Ukurannya bisa berbentuk bujur sangkar yaitu 3 cm x 3 cm, bisa juga berbentuk persegi panjang yaitu 1,5 cm x 3 cm. Panjangnya mencapai 4 meter dan ketebalannya 0,3 milimeter.
Reng
Diproduksi dalam bentuk bilah-bilah, reng biasa dipakai untuk menahan genteng atau sebagai pemberi batas antara tiap baris genteng, sehingga lebih rapi susunannya.
Reng memiliki dua ukuran yaitu 4,8 cm x 3 cm dan 5,8 cm x 3 cm, dengan ketebalan 0,45 mm dan panjang mencapai 6 meter.
Kaso
Jenis baja ringan ini umum digunakan sebagai rangka atap tempat meletakkan genteng. Kaso juga dapat dipakai sebagai material penyokong tiang atau kuda-kuda bangunan.
Kaso memiliki ukuran 7,5 cm x 3,5 cm dan panjang 6 meter, serta ketebalan baja sekitar 0,75 mm sampai dengan 1 mm.
Penggunaan Baja Ringan Sebagai Rangka Atap
Jika Anda sudah memutuskan untuk menggunakan baja ringan sebagai bahan bangunan, Anda dapat mengetahui kualitasnya dengan mengacu pada SNI 8399:2017.
Baja ringan berkualitas merupakan penghantar listrik yang baik, sehingga aman dari sambaran petir. Aliran petir yang mengenai bangunan akan disalurkan oleh konstruksi baja ringan ke dalam tanah.
Selebihnya untuk memakai baja ringan dalam konstruksi, beberapa hal berikut wajib Anda perhatikan:
Pilihan Model Rangka Atap Baja Ringan
Terdapat beberapa desain atap baja ringan yang dapat Anda pilih, di antaranya:
1. Model Segitiga
Mayoritas rumah di Indonesia memiliki bangunan atap model segitiga dan baja ringan juga dapat digunakan untuk konstruksi atap model tersebut.
2. Model Rangka Atap Bersilang
Jika Anda lebih menyukai atap bangunan yang datar, model atap bersilang inilah yang paling cocok. Atap baja ringan model ini menggunakan material dengan ukuran-ukuran yang berbeda.
3. Rangka Atap Piramida
Anda dapat membuat model atap piramida dengan baja ringan. Dimensi serupa limas segi empat ini akan membuat tampilan rumah Anda lebih estetik dan tampak modern.
4. Rangka Atap Baja Ringan Melengkung
Ingin memiliki atap dengan desain seperti rumah keong? Material baja ringan juga dapat mewujudkannya. Sifatnya yang sedikit lentur dapat dibuat konstruksi atap melengkung yang eksotik.
Penghitungan Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan
Setelah menentukan model yang akan Anda gunakan, Anda bisa memperkirakan biayanya dengan memakai rumus berikut:
Luas Atap Rumah (LAR) = (Panjang x Lebar) : Cosinus Derajat Kemiringan Atap
Biaya Pasang Baja Ringan = (LAR x harga baja ringan per m²) + (LAR x harga penutup atap per m²)
Dengan rumus tersebut, konstruksi Anda dapat menyesuaikan dana yang tersedia. Agar penghitungan biayanya dapat lebih pasti, Anda harus mengetahui harga material baja ringan per meter.
Untuk mengetahuinya Anda dapat melakukan survei harga ke toko material atau para penjual material atap baja ringan. Jangan lupa memastikan harganya sudah termasuk jasa pemasangan, ya!
Info lengkap rangka atap baja ringan:
- Memilih Atap yang Cocok Untuk Rangka Baja Ringan
- Jenis Rangka Baja Ringan untuk Membangun Atap Rumah
Penulis: Bagus Setiawan
Bagus Setiawan memperoleh gelar Sarjana S1 di bidang Teknik Sipil dan saat ini ia berkarya dalam perusahaan konstruksi baja yang membangun struktur baja untuk bangunan komersial, industri, dan infrastruktur.