Teknologi telah mengubah banyak hal di dunia termasuk di dunia konstruksi. Salah satu perubahan penggunaan teknologi di dunia konstruksi yang saat ini mulai menjadi tren adalah konstruksi kering atau dry construction. Nah, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan dry construction dan apa saja keunggulannya? Simak ulasannya berikut ini.
Mengenal Teknik Dry Construction
Teknik dry construction secara sederhana adalah inovasi yang dilakukan dalam dunia konstruksi untuk mengurangi penggunaan air dan mengurangi efek buruk properti pada lingkungan hidup. Teknik ini melibatkan pemakaian konstruksi ringan pada dinding-dinding interior, langit-langit dan juga lantai dengan memanfaatkan papan microfiber atau plasterboard yang lebih dikenal dengan istilah papan gipsum. Biasanya papan microfiber atau plasterboard ini digunakan sebagai partisi ruangan seperti di museum seni, sekolah, apartemen, rumah sakit, hotel dan juga bioskop.
Saat ini di Indonesia, para pelaku konstruksi semakin menyadari untuk memanfaatkan teknik dry construction dalam pekerjaan-pekerjaan mereka meskipun regulasi mengenai hal ini belum ada. Regulasi berkaitan dengan dry construction memang dibutuhkan supaya bisa mendukung perkembangan industri. Biasanya, regulasi akan muncul sesudah adanya suatu inovasi.
Sementara itu di negara tetangga, Singapura, teknik dry construction sudah didorong dan didukung oleh pemerintah. Salah satunya dengan menganjurkan penggunaan drywall yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah Singapura telah menerbitkan regulasi untuk hal ini dan memiliki target 80% bangunan sudah mendapatkan sertifikasi green mark di tahun 2030.
Keunggulan Dry Construction
Di era modern, teknik dry construction semakin diminati karena memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan konstruksi konvensional yang menggunakan batu bata atau beton. Berikut ini sejumlah keunggulan dry construction yang membuat teknik ini menjadi tren di dunia konstruksi.
- Ramah lingkungan
Dry construction menekan penggunaan kayu dan menggantikan kayu dengan bahan alternatif lain seperti baja ringan, metal, plasterboard atau papan microfiber. Pemakaian semen pun lebih sedikit sehingga tidak meninggalkan sampah berupa adukan semen yang tercecer di sekitar lokasi pembangunan. Tak hanya itu saja, air juga tidak dibutuhkan dalam teknik konstruksi kering ini. Bahan-bahan yang digunakan dalam dry construction pun bisa didaur ulang. Karena itulah teknik konstruksi kering lebih ramah lingkungan.
- Hemat waktu
Teknik dry construction mampu menghemat waktu pengerjaan konstruksi hingga 70% jika dibandingkan dengan penggunaan batu bata dan semen. Contohnya saja pada pemasangan drywall yang pengerjaannya 3x sampai 4x lebih cepat dibanding dinding batu bata. Pemasangan drywall juga tidak membutuhkan banyak pekerja.
- Ringan
Drywall sebagai salah satu teknik dry construction memiliki beban yang ringan, bahkan 10x lebih ringan dibandingkan batu bata. Tentunya hal ini akan mengurangi beban konstruksi terutama pada bangunan-bangunan vertikal seperti apartemen.
- Fleksibel
Tak perlu kuatir, teknik dry construction memungkinkan para pelaku konstruksi untuk membangun sesuai dengan kebutuhan bahkan memberikan sentuhan seni pada pekerjaan mereka. Misalnya saja pada penggunaan drywall, ruangan-ruangan bisa dibagi sesuai kebutuhan baik untuk membuat ruangan berukuran besar maupun kecil. Dinding-dinding dengan bahan yang ringan pun bisa dikreasikan menjadi bentuk-bentuk yang menarik.
- Kualitas tinggi
Teknik dry construction tak kalah berkualitas dibanding teknik konstruksi konvensional. Misalnya saja drywall dengan teknologi gyptone yang mampu meredam suara dengan maksimal. Beberapa jenis drywall juga tahan api untuk beberapa jam saat terjadi kebakaran pada bangunan.
- Bernilai estetika tinggi
Tak kalah dengan teknik konstruksi konvensional, penggunaan dry construction mampu memberi nilai estetika yang tinggi. Pada penggunaan dinding kering contohnya, permukaan dinding bebas retak sehingga cocok untuk berbagai gaya dekorasi.
Demikianlah sekilas mengenai dry construction yang saat ini sedang menjadi tren di dunia konstruksi. Dengan sejumlah keunggulannya, bukan tidak mungkin di Indonesia pun teknik konstruksi ini akan semakin dikenal dan semakin banyak digunakan. Apakah Anda tertarik untuk menggunakannya?