Penting Diketahui! Prinsip dan Teknik Dasar Bangunan Gedung Tahan Gempa

Bangunan tahan gempa

Indonesia dikenal luas sebagai negara yang dikelilingi oleh banyak gunung berapi. Sedangkan secara geografis, Indonesia berada di sekitar 3 lempeng tektonik dunia yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia yang hingga kini terus bergerak. Hal tersebut yang kemudian menjadikan Indonesia menjadi negara yang rawan terkena bencana alam, termasuk di dalamnya gempa bumi.

Pentingnya Gunakan Konstruksi Bangunan Tahan Gempa

Belajar dari banyak musibah yang terjadi di Indonesia, gempa bumi banyak menyebabkan kerugian baik materi hingga korban nyawa sehingga konstruksi bangunan tahan gempa menjadi penting untuk digunakan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk penggunaan konstruksi bangunan tahan gempa yaitu:

  • Tinggal di wilayah yang berpotensi mengalami gempa bumi dari skala ringan hingga skala berat
  • Gempa bumi hingga saat ini tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi beserta kekuatan gempa yang akan terjadi
  • Menurunkan tingkat risiko adanya korban jiwa akibat terjadinya gempa bumi
  • Meminimalisir risiko alami kerusakan bangunan karena gempa

Prinsip Dasar Konstruksi Bangunan Tahan Gempa

Penggunaan konstruksi bangunan tahan gempa bisa digunakan untuk meminimalisir risiko atas suatu hal yang tak diinginkan. Dengan adanya sistem konstruksi bangunan yang dilakukan dengan terencana, maka gempa bisa tertahan dan hanya berakibat pada minimalnya kerusakan. Namun metode konstruksi juga harus disesuaikan dengan karakter wilayah agar bisa diterapkan dengan baik.

Berikut prinsip dasar konstruksi bangunan tahan gempa:

1. Daya tahan bangunan menopang beban

Konstruksi bangunan yang didesain untuk bisa tahan gempa harus memiliki kemampuan untuk menahan beban. Konstruksi tersebut meliputi beberapa unsur penting seperti struktur atap, fondasi bangunan, balok dan kolom yang perlu dibuat agar mempunyai kemampuan menahan beban. Selain itu konstruksi bangunan juga harus memiliki sisi penataan dan penempatan interior rumah yang penting untuk diperhatikan untuk pertimbangan keamanan saat digunakan.

2. Struktur dan denah bangunan simetris serta sederhana

Pertimbangan untuk menggunakan struktur dan denah bangunan yang simetris serta sederhana berfungsi untuk memudahkan penentuan fondasi dan kolom. Struktur dan denah bangunan dengan bentuk simetris memiliki daya tahan getaran serta guncangan yang bagus.

3. Kekuatan fondasi bangunan

Struktur bangunan yang paling dasar dan bawah yang memiliki kegunaan sebagai penopang beban bangunan di atasnya harus dibuat dengan kokoh serta kuat. Fondasi yang dibuat terlalu dangkal akan kurang bagus, karena strukturnya diklaim tak mampu menahan guncangan diakibatkan gempa bumi. Maka untuk pembuatan fondasi rumah tahan gempa disarankan dibuat lebih tinggi sekitar 45 cm dari permukaan tanah.

4. Kondisi tanah yang stabil

Untuk memiliki konstruksi bangunan tahan gempa memerlukan kondisi tanah yang stabil dengan ciri permukaan rata, kering dan tak miring. Hal tersebut akan membuat gerakan partikel tanah semakin kecil karena kondisi tanah yang keras serta padat sehingga getaran yang dihasilkan pun juga semakin kecil.

5. Struktur rangka bangunan yang kaku dan kokoh

Struktur rangka bangunan yang dibangun dengan kokoh serta dipasang dengan kaku akan membuat bangunan bisa berdiri dengan tegak sekaligus tak mudah goyang. Sehingga bangunan pun bisa lebih memiliki daya tahan pada guncangan dan getaran ketika terjadi gempa bumi.

6. Perhitungkan komposisi bahan adukan

Adapun untuk bahan adukan untuk bangunan tahan gempa direkomendasikan terdiri dari campuran kerikil, semen, beton dan pasir. Pastikan untuk menggunakan bahan material yang berkualitas terbaik serta menghitung komposisi dengan tepat serta seimbang. Usahakan untuk melakukan pengadukan dengan benar untuk menghasilkan beton yang lebih padat namun berbobot ringan.

7. Sesuaikan pemilihan bahan material bangunan

Pemilihan bahan material bangunan juga menjadi satu hal penting dalam prinsip konstruksi bangunan tahan gempa. Disarankan untuk menggunakan material yang ringan agar beban bangunan menjadi lebih ringan namun tetap kokoh menopang bangunan. Pastikan semua bahan material yang digunakan juga sudah berstandar SNI yang sudah diakui kualitasnya secara resmi.

Teknik Konstruksi Tahan Gempa

Untuk membangun konstruksi tahan gempa juga dilakukan dengan teknik bangunan tahan gempa yaitu sebagai berikut:

  1. Sistem struktur geser, teknik bangunan dengan dinding baja atau beton yang didesain untuk menahan beban lateral karena gempa bumi.
  2. Sistem struktur rangka pemikul momen, teknik bangunan dengan beton bertulang atau rangka baja yang didesain untuk menahan beban horizontal akibat gempa bumi.
  3. Sistem struktur gabungan geser dan SRPM yang diklaim bisa meningkatkan daya tahan kekuatan bangunan sekaligus menahan beban lateral karena gempa bumi.
  4. Struktur dinding kaca, teknik bangunan dengan kaca lapis dan menggunakan bahan penopang tambahan berupa kayu atau logam untuk menguatkan struktur.
  5. Teknik pemilihan bahan material seperti beton bertulang, kayu berkualitas bagus hingga baja untuk menambah kekuatan daya topang struktur bangunan.

Material Konstruksi Tahan Gempa

Untuk material bangunan yang direferensikan pada proses pembangunan konstruksi tahan gempa di antaranya menggunakan bahan material berikut:

Batu Fondasi

Batu yang berasal dari batu gunung atau batu kali yang bertekstur keras serta mempunyai banyak sudut sehingga bisa mengikat mortar dengan tangguh.

Batu Bata

Dipilih jenis batu bata yang memiliki bagian tepi yang tajam dan lurus, tak terdapat banyak retakan, tak mudah patah serta memiliki ukuran yang sama. Batu bata yang baik umumnya mempunyai suara berdenting saat saling dipukulkan.

Kayu

Kayu dengan karakteristik kering, keras, mempunyai warna gelap, lurus dan tak memiliki retakan.

Beton

Untuk menambah daya tahan dan kekuatannya bisa menggunakan beton bertulang baja sehingga tercapai sifat daktilitas dalam material desain bangunan.

Mortar

Untuk pembuatan mortar sebaiknya dilakukan dengan mencampurkan bahan pasir dan semen dengan perbandingan 4:1 kemudian tambahkan air secukupnya.

Studi Kasus Bangunan Tahan Gempa

Salah satu model rumah atau bangunan yang dibangun dengan struktur tahan gempa adalah RUSPIN. Singkatan dari Rumah Sistem Panel Instan yang memiliki teknologi struktur rumah pracetak menggunakan sistem panel yang diklaim bisa memenuhi kebutuhan rumah yang tahan guncangan sekaligus bisa dikembangkan sesuai kebutuhan pengguna.

Bangunan ini menerapkan sistem modular dengan sistem pembangunan menggabungkan panel beton pracetak dengan bantuan baut sehingga proses pembangunannya bisa diselesaikan dengan cepat.

Sesuai dengan hasil uji yang dilakukan pada bangunan yang dibangun dengan teknologi RUSPIN menunjukkan hasil yang sangat. Diketahui desain rangka bangunan RUSPIN dua lantai bisa digunakan untuk daerah yang termasuk pada area potensi gempa skala berat hingga ringan.

Selain itu ada juga model rumah RISHA atau Rumah Instan Sederhana Sehat yang dirilis oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dibangun dengan menggunakan sistem bongkar pasang.

Desain bangunan ini bisa menjadi alternatif untuk masyarakat ekonomi rendah yang menjadi korban bencana atau menjadi rumah darurat. Sebuah rumah beton bongkar pasang yang bisa dibangun secara instan, memiliki kualitas baik dan terbukti memiliki ketahanan yang baik pada guncangan gempa.

Sekian ulasan tentang prinsip dan teknik konstruksi bangunan tahan gempa yang penting untuk dipelajari. Semoga bermanfaat.


Artikel lain mengenai Konstruksi Gedung:

  1. Konstruksi Gedung
  2. 5 Inovasi Teknologi dalam Industri Konstruksi
  3. Teknik Dasar Dalam Konstruksi Gedung
  4. Penggunaan Teknologi Hemat Energi untuk Gedung
  5. Metode dan Teknik Untuk Estimasi Biaya Konstruksi Gedung
  6. Inspeksi dan Pemeliharaan Gedung
  7. Keselamatan di Lokasi Konstruksi Gedung
  8. Keamanan Maksimal di Proyek Konstruksi Gedung
  9. Kiat Jitu Agar Proyek Konstruksi Gedung Berjalan Lancar
  10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Gedung
  11. Pemilihan Material dalam Konstruksi Gedung

Penulis: Agus Suyanto

Agus Suyanto adalah seorang profesional dengan latar belakang pendidikan yang kuat dalam teknik informatika. Ia meraih gelar Sarjana (S1) dalam Teknik Informatika dari Institut Sains dan Teknologi Terapan Surabaya. Namun, Agus memutuskan untuk mengikuti jalur karier yang tidak lazim dengan menggabungkan keahliannya di teknik informatika dengan industri konstruksi. Meskipun Agus memiliki latar belakang pendidikan dalam teknik informatika, ia telah mengambil langkah berani untuk bekerja dalam sebuah perusahaan konstruksi. Keputusan ini menunjukkan keberaniannya untuk mencoba hal baru dan mengintegrasikan keahlian teknisnya ke dalam industri yang berbeda.

Scroll to Top