Penggunaan Teknologi Hemat Energi untuk Gedung

Persediaan energi tak terbarukan di bumi semakin menipis, namun kebutuhan manusia terhadap energi saat ini kian bertambah. Penggunaan energi dalam jumlah yang masif menyebabkan risiko kesehatan lingkungan memburuk, misalnya dari penggunaan sumber daya dalam pembangunan infrastruktur, gas yang dihasilkan industri, dan masih banyak lagi.

Teknologi Hemat Energi

Penerapan gaya hidup yang lebih hemat energi sangat penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya dengan mengaplikasikan hal itu pada pembuatan infrastruktur atau bangunan yang hemat energi, seperti gedung industri, komersial, perkantoran, hingga rumah pribadi.

Artikel ini akan membahas tentang berbagai alternatif pemanfaatan dan pentingnya teknologi yang hemat energi yang bisa diwujudkan untuk pembangunan gedung berkelanjutan.

Pemanfaatan Energi Matahari dengan Arsitektur Surya

Arsitektur surya adalah bangunan yang memanfaatkan matahari dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik. Arsitektur ini dibangun dengan mengintegrasikan teknik bangunan modern dan pemanfaatan energi surya yang menghadap ke matahari.

Arsitektur surya mempunyai ruangan dengan sirkulasi udara yang baik dan tipologi arsitektur yang menunjang penghematan energi. Terdapat dua tipe arsitektur surya yang akan diuraikan di bawah ini.

  • Arsitektur Surya Aktif

Rancangan arsitektur ini dibuat langsung menggunakan solar system yaitu dengan menampung tenaga matahari lalu diubah menjadi energi listrik dengan bantuan panel surya. Arsitektur surya aktif memanfaatkan panel surya untuk menyimpan panas serta mengaktifkan peralatan rumah tangga, dan juga menggunakan energi listrik untuk memindahkan panas dan dingin ke ruangan-ruangan dalam gedung.

Saat ini, penempatan panel surya bukanlah isu yang susah ditentukan. Panel surya dapat dipasang di berbagai area dan dapat terintegrasi dengan struktur gedung. Arsitekturnya tidak lagi membutuhkan struktur bangunan yang besar dan konvensional. Ditambah, struktur panel surya yang terbaru mempunyai bentuk pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bangunan sehingga lebih efisien.

  • Arsitektur Surya Pasif

Rancangan arsitektur pasif ini tidak menggunakan solar system secara langsung sebagai sumber tenaga listrik dalam gedung. Arsitektur surya pasif memanfaatkan energi matahari melalui bentuk desain gedung itu sendiri. Sistem pasif ini akan memastikan suatu gedung bisa beradaptasi dan menerima segala faktor iklim, misalnya memanfaatkan terik panas matahari untuk penerangan alami ketika siang hari.

Desain rancangan pasif umumnya memiliki akses masuk sinar matahari, ventilasi silang, dan implementasi shading yang efektif dan disertai tambahan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Konstruksi pada desain ini di Indonesia yang mempunyai iklim tropis basah, biasanya mengusahakan tata bangunan yang menghindari sinar matahari langsung namun dengan tetap mempertahankan masuknya penerangan alami.

Inovasi HVAC untuk Efisiensi Energi

Sistem Heating, Ventilation, and Air Conditioning atau HVAC mempunyai peran cukup penting untuk membuat kondisi ruangan yang sehat dan nyaman di dalam bangunan. Tetapi, penggunaan sistem HVAC terlalu banyak menghabiskan energi sehingga dibutuhkan usaha untuk meningkatkan efisiensi energi pada sistem ini.

Salah satu inovasi teknologi terbaru yang sudah dikembangkan saat ini yaitu sistem kontrol HVAC. Sistem tersebut memakai algoritma dan sensor cerdas untuk mengoptimalkan penggunaan HVAC sesuai dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah.

Contohnya, sistem akan mengatur kelembapan dan suhu secara otomatis sesuai perubahan suhu di luar gedung atau jumlah orang ada di ruangan. Dengan memakai sistem kontrol pintar ini, penggunaan energi bisa digunakan secara optimal.

  • HVAC dengan Internet of Things (IoT)

Teknologi masa depan dalam industri HVAC yaitu melakukan integrasi dengan Internet of Things (IoT). Dengan konektivitas yang lebih baik dan transfer data yang cepat, sistem HVAC bisa terkoneksi dengan perangkat cerdas lainnya yang ada di dalam gedung.

  • HVAC dengan Isolasi Termal

Bahan isolasi termal bisa membantu menjaga suhu dalam gedung secara efektif, mengurangi hilangnya energi, dan keborokan udara. Dengan memakai bahan isolasi termal, sistem ini bisa beroperasi efisien dalam mengurangi beban pemanasan atau pendinginan yang berlebihan.

  • HVAC dengan Artificial Intelligence (AI)

Dengan penggunaan teknologi yang bisa mempelajari algoritma mesin dengan canggih, sistem HVAC akan beradaptasi sesuai dengan pola pemakaian energi yang berbeda-beda. Hal tersebut bisa membuat HVAC bekerja dengan lebih efektif dan efisien.

Strategi Isolasi Termal dalam Konstruksi Gedung

Isolasi termal adalah teknik mencegah perpindahan panas dalam sebuah bangunan konstruksi. Di beberapa wilayah isolasi termal dibutuhkan dalam rangka menjaga rumah agar tetap pada suhu panas yang sama. Isolasi tersebut juga memungkinkan untuk membuat ruangan tetap hangat ketika musim dingin atau tetap sejuk ketika musim panas.

Berikut beberapa jenis isolasi termal yang biasa digunakan dalam konstruksi, yaitu di antaranya:

  • Isolasi Selimut

Isolasi ini biasanya tersedia dalam bentuk gulungan atau lembaran yang mirip dengan kertas dinding dan bisa ditempel di dinding atau langi-langit bangunan. Selimut tersebut mempunyai ketebalan antara 12 – 80 mm dan bisa dilipat. Bahan selimutnya terbuat dari kapas, rambut, serat kayu, dan lain sebagainya.

  • Isolasi Blok

Isolasi blok merupakan sebuah bongkahan kecil yang keras berukuran 60 – 120 cm dan memiliki tebal 2,5 cm. Biasanya menggunakan bahan dari kayu mineral, balok kaca, gabus, balok karet, atau papan serat kayu. Cara menyusun blok-blok tersebut yaitu dengan menggunakan semen yang bisa Anda pakai untuk melapisi atap atau dinding rumah.

  • Isolasi Papan

Isolasi papan adalah isolasi yang menggunakan bahan berupa kayu atau kertas. Serat-serat dari bahan tersebut atau sering disebut pulp akan dipres menjadi papan padat pada suhu tertentu. Papan tersebut dibuat dengan berbagai macam bentuk dan sering dipakai pada eternit atau partisi lain dalam konstruksi.

Sertifikasi Bangunan Hijau: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

Konsep bangunan hijau merupakan bangunan yang mana dari proses perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan perawatannya memperhatikan prinsip perlindungan, penggunaan sumber daya yang minimal, penjagaan mutu bangunan dan kualitas udara dalam bangunan, serta kesehatan penghuninya yang seluruhnya mengikuti mekanisme pembangunan berkelanjutan.

Hal tersebut dilakukan supaya pembangunan bisa dilaksanakan secara tertib serta mendorong pembangunan yang mempunyai kinerja terukur, seperti ramah lingkungan, sehat, hemat air dan energi, dan nyaman.

Di Indonesia pemberian sertifikasi bangunan hijau dilakukan oleh Green Building Council (GBC). Pemberian sertifikasi ini dinilai oleh berbagai pihak seperti akademisi, profesional, pemerintah, industri, dan organisasi lain yang terkait. Ada 5 jenis sertifikasi bangunan hijau di GBC Indonesia yaitu untuk rumah, ruangan interior, perumahan, bangunan baru, dan existing building.

Tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam proses sertifikasi Greenship oleh GBC Indonesia, yaitu:

  • Melakukan registrasi dengan memberikan surat administrasi dan pernyataan minat
  • Bangunan memenuhi syarat dan ketentuan minimum oleh tipe dan sistem peringkat pada bangunan hijau
  • Konsultasi atau workshop
  • Melaksanakan verifikasi dokumen dan situs
  • Melakukan evaluasi pada papan assessment

Manfaat dari mendapatkan sertifikasi bangunan hijau yaitu mulai dari ikut menjaga pelestarian lingkungan, biaya operasional pengelolaan dan pemeliharaan gedung menjadi efisien, dan menjadi selling point jika bangunan tersebut digunakan dengan tujuan bisnis.

 

Referensi:


Artikel lain mengenai Konstruksi Gedung:

  1. Konstruksi Gedung
  2. 5 Inovasi Teknologi dalam Industri Konstruksi
  3. Teknik Dasar Dalam Konstruksi Gedung
  4. Prinsip dan Teknik Dasar Bangunan Gedung Tahan Gempa
  5. Metode dan Teknik Untuk Estimasi Biaya Konstruksi Gedung
  6. Inspeksi dan Pemeliharaan Gedung
  7. Keselamatan di Lokasi Konstruksi Gedung
  8. Keamanan Maksimal di Proyek Konstruksi Gedung
  9. Kiat Jitu Agar Proyek Konstruksi Gedung Berjalan Lancar
  10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Gedung
  11. Pemilihan Material dalam Konstruksi Gedung

Penulis: Surya Irawan

Surya Irawan adalah seorang lulusan S1 Teknik Sipil Universitas Parahyangan. Saat ini, Surya Irawan aktif terlibat dalam industri konstruksi dan telah memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan infrastruktur dan beragam proyek-proyek konstruksi. Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman praktisnya, Surya berharap dapat memajukan teknik sipil dan memberikan kontribusi positif.

Scroll to Top