Jenis-jenis Perkerasan Jalan Raya Menurut Bahan Ikat dan Komposisinya

Saat pembangunan jalan raya, ada beberapa tahapan pengerjaan yang harus dilakukan. Salah satunya adalah tahap perkerasan jalan raya. Pada tahapan ini, jalan raya diperkeras dengan menggunakan lapisan konstruksi yang mempunyai kekuatan, ketebalan, kekakuan dan kestabilan tertentu. Tujuannya tak lain supaya jalan raya bisa menyalurkan beban kendaraan yang lalu lalang di atas permukaan jalan raya ke tanah bagian dasar dengan aman. Nah, konstruksi perkerasan terdiri dari beberapa jenis. Berikut ini jenis-jenis perkerasan jalan raya berdasarkan bahan ikat yang dipakai dan komposisi konstruksi perkerasan.

  1. Jenis Konstruksi Perkerasan Lentur atau Flexible Pavement

Jenis perkerasan jalan raya ini menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Aspal merupakan material semen yang berwarna hitam, memiliki tekstur padat atau setengah padat. Unsur pokok yang menonjol di dalam aspal disebut bitumen. Bitumen bisa terjadi secara alami atau bisa juga dihasilkan dari penyulingan minyak.

Dalam penggunaannya, aspal dipanaskan terlebih dahulu sampai pada temperatur tertentu hingga aspal menjadi cair. Dalam keadaan cair, aspal bisa membungkus partikel agregat dan dapat masuk ke pori-pori lapisan jalan. Saat temperaturnya sudah mulai turun, aspal akan menjadi keras lalu mengikat agregat di tempatnya.

Jenis perkerasan jalan raya ini bisa ditemukan dengan mudah di berbagai jalan di Indonesia. Jalan-jalan di perkotaan hingga jalan-jalan di pedesaan menggunakan jenis perkerasan ini. Umumnya, jenis aspal yang digunakan di Indonesia adalah jenis aspal dengan penetrasi 60/70 atau dengan penetrasi 80/100. Jenis ini lebih cocok dengan iklim di Indonesia. Sedangkan untuk jalan di daerah beriklim dingin dengan volume lalu lintas rendah, jenis aspal yang digunakan adalah aspal dengan penetrasi tinggi 100/110.

Jenis perkerasan jalan raya dengan  aspal ini memiliki sifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke bagian tanah dasar. Jika menggunakan jenis perkerasan ini, maka akan muncul rutting atau alur bekas roda, saat terjadi pengulangan beban. Selain itu, pengaruh lainnya adalah terjadinya jalan yang bergelombang sebagai akibat penurunan tanah bagian dasar.

  1. Jenis Konstruksi Perkerasan Kaku atau Rigid Pavement

Pada jenis perkerasan jalan raya ini, bahan pengikat yang digunakan adalah semen portland atau PC. Di Indonesia, jalan raya dengan jenis konstruksi perkerasan kaku ini lebih populer dengan sebutan jalan beton. Pada konstruksi ini, lapisan atas adalah pelat beton yang diposisikan di atas tanah dasar atau pondasi. Adapun sifat lapisan utama yang berupa plat beton adalah memikul sebagian besar beban lalu lintas di atasnya. Jika terjadi pengulangan beban, maka akibatnya akan timbul retak-retak di permukaan jalan.

Perkerasan kaku ini sesungguhnya bisa dikelompokkan ke dalam 3 jenis yakni perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa menggunakan tulangan sebagai kendali retak, perkerasan beton semen biasa dengan sambungan memakai tulangan sebagai kendali retak, dan jenis perkerasan beton bertulang tanpa sambungan.

Konstruksi perkerasan kaku atau jalan beton biasanya diterapkan untuk jalan dengan beban lalu lintas yang tinggi seperti pada jalan tol. Konstruksi jalan dengan perkerasan kaku ini memiliki kelebihan yakni lebih tahan lama dan biaya perbaikannya terbilang lebih rendah. Tetapi memang para pengguna jalan merasa lebih nyaman menggunakan jalan beraspal dibandingkan dengan jalan beton ini.

Pada jalan tol, beton yang digunakan adalah beton dengan kelas mutu P yang memiliki ketebalan kurang lebih 29 Cm. Pada proses perkerasan ini digunakan mesin sebagai alat bantu yakni mesin Wirtgen SP500 dan G&Z S600. Kedua mesin ini tergolong sebagai mesin yang canggih dan berfungsi untuk menghamparkan dan memadatkan beton pada permukaan jalan tol.

Mesin Wirtgen SP500 merupakan sebuah mesin buatan Jerman yang bergerak maju saat melakukan tugas perkerasan jalan. Mesin ini mampu mengerjakan beton sejauh 1 Km dalam kurun waktu kurang lebih 6 jam. Sedangkan G&Z S600  atau kependekan dari Guntert & Zimmerman, adalah mesin yang lebih baru jika dibandingkan dengan mesin Wirtgen SP500. Cara kerjanya tak jauh berbeda, hanya saja G&Z S600 memiliki jangkauan pengecoran yang lebih panjang. Mesin ini cocok dipakai untuk jalan yang mempunyai lebar lebih dari 6 meter. Mesin ini juga bisa mengatur ketebalan beton hingga maksimal setebal 457 mm.

  1. Jenis Konstruksi Komposit atau Composite Pavement

Jenis konstruksi perkerasan jalan raya ini memadukan antara jenis konstruksi perkerasan kaku dan jenis konstruksi perkerasan lentur. Konstruksi perkerasan lentur diposisikan di atas konstruksi perkerasan kaku atau bisa juga sebaliknya.

Nah, itulah jenis-jenis perkerasan jalan raya yang digunakan pada jalan-jalan raya. Penentuan jenis perkerasan jalan raya yang akan digunakan dalam proses pembuatan jalan tentunya disesuaikan dengan beban yang akan ditanggung oleh jalan tersebut. Pemilihan jenis perkerasan jalan raya yang sesuai dengan bebannya tentu akan membuat jalan raya menjadi lebih awet dan tahan lama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top