Curing Beton dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Beton

Apa yang perlu dilakukan setelah beton mulai mengeras atau masuk ke tahap final setting? Tindakan yang tak boleh dilewatkan saat beton memasuki tahapan tersebut adalah curing beton. Perawatan beton atau lebih dikenal dengan istilah curing beton merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengoptimalkan hasil pengecoran beton. Tindakan ini perlu dikerjakan karena berpengaruh besar terhadap kualitas dan kekuatan beton.

Pelaksanaan Curing Beton

Secara lebih terperinci, curing beton dilakukan agar beton tidak kehilangan kelembaban terlalu cepat atau serentak. Sebab nantinya kondisi tersebut bisa memicu terjadinya penyusutan yang berlebihan pada beton.  Akibatnya, beton bisa mengalami keretakan. Tentu saja hal ini tak hanya menyebabkan pekerjaan konstruksi menjadi kurang berkualitas tetapi juga nantinya dapat membahayakan pengguna konstruksi.

Lantas kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan curing beton? Curing beton sebaiknya dilakukan segera sesudah beton memasuki tahapan hardening atau segera sesudah cetakan atau bekisting dibuka. Adapun metode dan rentang waktu pelaksanaan curing beton berbeda-beda bergantung pada jenis beton yang digunakan, kondisi cuaca, jenis dan luasan elemen struktur, serta penentuan nilai dan waktu yang dipakai untuk kuat tekan karakteristik beton yang bergantung sepenuhnya dari spesifikasi perencanaan. Tetapi umumnya, pekerjaan curing beton dilakukan hingga tercapai paling tidak 70% kuat tekan beton yang disyaratkan oleh konsultan perencana.

Metode Curing Beton

Penentuan metode curing beton yang hendak digunakan sebaiknya dengan memperhatikan kondisi yang terjadi ketika pengecoran beton berlangsung supaya sesuai dengan kebutuhan. Metode curing beton yang tidak tepat hanya akan menimbulkan kerugian berupa penurunan kualitas beton, penurunan kekuatan dan semakin memperbesar potensi munculnya retakan. Setidaknya ada 4 metode curing beton yang bisa dipilih untuk diterapkan.

  1. Metode curing beton dengan membran

Metode ini lebih cocok diterapkan pada lokasi pengecoran beton yang terkendala untuk mendapatkan air dalam jumlah yang cukup. Pada metode ini, curing beton dilakukan dengan cara melapisi permukaan beton dengan menggunakan membran. Tujuannya tak lain supaya kandungan air tidak mudah mengalami penguapan. Metode curing beton ini cocok untuk lapisan perkerasan beton atau rigid pavement dan dikerjakan secepatnya sesudah waktu pengikatan beton.

Membran yang dipilih bisa berupa lembaran plastik atau lembaran lain yang kedap air. Bisa pula berupa senyawa yang dapat membentuk membran. Senyawa ini bisa berbentuk cairan jernih bening atau pigmen putih yang bisa memantulkan cahaya matahari.

  1. Metode curing beton dengan kalsium klorida

Pada metode curing beton ini, kalsium klorida dipakai sebagai pelapis permukaan atau digunakan sebagai campuran. Kalsium klorida memiliki sifat mampu menyerap kelembaban dari atmosefer dan mempertahankannya di permukaan beton. Kelembaban yang dipertahankan dapat mencegah terjadinya pencampuran dari penguapan sehingga beton tetap berada dalam kondisi basah dalam waktu yang lama.

  1. Metode curing beton dengan pembasahan

Metode curing beton ini terbilang sederhana yakni dengan menyelimuti beton menggunakan air. Tujuannya tak lain untuk menghambat terjadinya penguapan air pada beton. Metode ini juga bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti menyirami permukaan beton secara berkala, menyelimuti permukaan beton dengan menggunakan karung basah, atau dengan meletakkan beton segar di dalam air. Adapun perendaman beton di dalam air biasanya dilakukan  pada pekerjaan-pekerjaan laboratorium.

  1. Metode curing beton dengan pemanasan

Berbeda dengan metode curing beton sebelumnya, pada metode ini beton dipanaskan pada suhu tertentu. Tetapi sebelumnya, beton harus dijaga pada suhu 100-300C selama beberapa jam. Barulah setelah itu dilakukan tindakan pemanasan pada tekanan rendah 400-550C selama 10 jam hingga 12 jam, lalu pada suhu 650-950C dan dengan suhu akhir  400-550C. Adapun metode curing beton ini lebih cocok digunakan pada daerah bermusim dingin.

  1. Metode curing lainnya

Selain 4 metode curing beton yang sering digunakan, sebenarnya masih ada beberapa metode curing beton lainnya. Namun memang metode curing lainnya ini terbilang jarang dipakai dan dibahas, misalnya saja metode curing hidrotermal, metode curing beton sinar infra merah, dan metode curing beton karbonisasi.

Apapun metode curing beton yang digunakan, sebaiknya pertahankan suhu beton selama proses curing beton minimal 100C dan maksimal 280C. Perhatikan pula material yang digunakan pada proses ini. Misalnya saja pada metode curing beton dengan membran berupa plastik, pastikan plastik tidak berlubang atau rusak. Sedangkan pada metode curing beton dengan pembasahan, pastikan pasokan air tersedia dalam jumlah yang cukup. Sebab, kualitas pekerjaan curing beton dan rentang waktu pelaksanaannya akan berpengaruh pada kekuatan beton, keawetan struktur beton, ketahanan permukaan beton, kekedapan air beton dan kestabilan volume beton.

Komentar ditutup.

Scroll to Top